Buya Syafii Sebut Tak Bijak Bahas Pemakzulan di Tengah Corona

CNN Indonesia
Rabu, 03 Jun 2020 05:19 WIB
Cendikiawan Muslim Syafii Maarif saat hadir di acara Diskusi KPK di Gedung Merah Putih, dengan tema “Menjaga KPK, Mengawal Pimpinan KPK. Jakarta, Rabu 28 Agustus 2019. CNN Indonesia/Andry Novelino
Ahmad Syafii Ma'arif. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Cendekiawan Muslim Ahmad Syafii Maarif menyayangkan beberapa kalangan yang membicarakan pemakzulan presiden di tengah kondisi bangsa dan negara yang tengah berjuang keluar dari masa pandemi covid-19.

Menurut tokoh yang akrab disebut Buya Syafii itu, isu pemakzulan presiden yang dimunculkan oleh beberapa orang belakangan ini hanya akan menambah beban rakyat yang tengah menderita. Isu tersebut, kata dia, bisa memicu polarisasi dan gesekan di masyarakat.

"Kita khawatir cara-cara semacam ini akan menambah beban rakyat yang sedang menderita dan bisa juga menimbulkan gesekan dan polarisasi dalam masyarakat," ujar Syafii.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Buya Syafii menganggap dimunculkannya isu pemakzulan presiden yang dikaitkan dengan kebebasan berpendapat dan prinsip konstitusionalitas merupakan hal yang sangat tidak bijak karena dilakukan di masa pandemi covid-19.
"Saat sekarang ini, kita semua perlu bahu membahu untuk mencari jalan keluar dan menenangkan publik sambil memberi masukan kepada pemerintah agar bekerja lebih kompak dan sinergis", terang Buya.

Isu pemakzulan Presiden muncul dalam webinar Nasional bertema "Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19".

Webinar tersebut diikuti sejumlah pembicara, yakni Ketua Dewan Pertimbangan MUI PUsat Din Syamsuddin, Ketum MAHUTAMA Aidul Fitriciada, Direktur Eksekutif KJI Ahmad Redi, dan guru besar FH Unpad Susi Harijanti. Diskusi tersebut juga diikuti mantan Wamenkumham Denny Indrayana, pengamat politik Refli Harun, pengamat hukum Bivitri Susanti, hingga Dosen Undip Prof Suteki.
(ain/dmr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER