Satgas Jelaskan Penyebab Kematian Tinggi Terkait Corona

CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2020 14:48 WIB
Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menjelaskan tiga potensi penyebab kematian terkait virus corona tinggi di Indonesia.
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien COVID-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Senin (30/3/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan alasan mengapa angka kematian terkait Covid-19 tinggi di Indonesia. Ia mengatakan ada tiga potensi penyebab kematian pada kasus virus corona (Covid-19).

Potensi pertama menurut Dewi adalah penanganan terlambat akibat kondisi pasien yang buruk saat tiba di rumah sakit. Ditambah lagi, jika rumah sakit dalam kondisi penuh sehingga sulit memprioritaskan pasien.

"Kebanyakan masyarakat Indonesia baru pergi berobat ketika kondisinya sudah buruk, ketika gejala ringan [dianggap] nanti sembuh sendiri atau minum obat warung. Baru ketika kondisinya memburuk pergi ke rumah sakit, apalagi RS-nya penuh ini agak sulit mana yang lebih dulu diprioritaskan," kata Dewi di Graha BNPB, Rabu (6/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian potensi kedua, menurut Dewi adalah kondisi epidemiologi Indonesia. Dewi menyebut masyarakat Indonesia memiliki penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Kondisi tersebut membuat beban penanganan Covid-19 bertambah, kondisi pasien Covid-19 disertai penyakit penyerta akan memburuk.

"Ini yang membuat angka kematian tinggi karena angka penyakit tidak menular kita juga tinggi," ucap Dewi.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (kiri) dan anggota Dewi Nur Aisyah menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/6/2020). Presiden menyatakan setiap kebijakan penanganan COVID-19 dibuat berdasarkan data ilmiah dan masukan dari ilmuwan dan kini telah ada sistem informasi terintegrasi yaitu Bersatu Lawan COVID-19 sebagai navigasi dan untuk menentukan zonasi wilayah berdasarkan tingkat penularan COVID-19. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/aww.Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito (kiri) dan anggota Dewi Nur Aisyah menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/6/2020). (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Terlebih, Dewi mengingatkan 23-26 persen kematian terkait Covid-19 di Indonesia disebabkan penyakit komorbid hipertensi atau diabetes melitus. Sedangkan jumlah penderita hipertensi di Indonesia menurut Dewi berjumlah lebih dari 10 juta orang.

"Ini juga menjadi perhatian kita bahwa kita punya beban di sana, tapi kita juga fokus untuk menurunkan angka Covid," katanya.

Lebih lanjut, potensi penyebab kematian terkait Covid-19 adalah kesediaan fasilitas kesehatan di rumah sakit. Dewi mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang tergolong banyak, membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.

"Jadi kita tetap punya PR, terkait jumlah penduduk yang banyak, ada faskes yang harus ditingkatkan jumlahnya," jelas Dewi.

Angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia sebesar 4,68 persen, masih berada di atas rata-rata global sebesar 3,79 persen.

Berdasarkan data Satgas Covid-19, jumlah kematian tertinggi berdasarkan provinsi yaitu Jawa Timur 1.781 kasus kematian. Kemudian DKI Jakarta sebanyak 874 kasus kematian, Jawa Tengah 665 kasus kematian, Sulawesi Selatan 328 kasus kematian, dan Kalimantan Selatan 297 kasus kematian.

(mln/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER