Sebanyak 6.800 personel gabungan diterjunkan dalam Operasi Yustisi untuk mengawasi penerapan PSBB yang diperketat di wilayah DKI Jakarta.
Personel gabungan itu terdiri dari 3.000 anggota Polri, 3.000 personel TNI, 700 dari pemerintah daerah, 50 dari kejaksaan, dan 50 dari pengadilan.
"Di wilayah hukum Polda Metro total ada 6.800 personel gabungan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (15/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusri menuturkan dalam operasi yustisi ini juga dibentuk satgas dari tingkat Polda hingga Polsek. Ribuan personel itu kemudian dibagi ke sejumlah satgas tersebut.
Dia mengatakan satgas itu nantinya juga melakukan pemetaan klaster-klaster mana yang menjadi prioritas untuk dilakukan pengawasan.
"Contoh, klaster perkantoran, pasar, terminal maupun stasiun kereta. Bahkan sekarang ini sudah masuk ke klaster-klaster perumahan. Nanti tim ini akan turun ke sana," ujarnya.
Selain ribuan personel, kata Yusri, operasi yustisi ini juga turut melibatkan sejumlah ormas atau komunitas. Salah satu contoh pelibatan komunitas itu, lanjutnya, telah diterapkan di wilayah Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Tokoh masyarakat, tokoh orang-orang yang memang disegani di situ, kemudian pengurus dari pasar tersebut itulah yang menjadi komunitas yang mendisposisikan masyarakat, mengawasi, menegur masyarakat, di satu sisi," tutur Yusri.
Untuk diketahui, dalam rangka PSBB, operasi yustisi telah digelar sejak Senin (14/9) di delapan titik perbatasan DKI dengan daerah penyangga. Delapan titik itu antara lain Pasar Jumat perbatasan Tangerang, Jalan Perintis Kemerdekaan Perbatasan Bekasi, Kalimalang, Kalideres, Tugu Tani, Asia Afrika, Bundaran HI, dan Semanggi.
Operasi yang digelar selama 24 jam ini juga diperkuat dengan kegiatan patroli oleh personel gabungan.
Sementara itu, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada Selasa (15/9), atau hari kedua PSBB Jakarta, sejumlah ruas jalan di ibu kota RI ini masih dipadati kendaraan bermotor.
Namun, berbeda dengan hari-hari sebelumnya saat tak PSBB, keadaan lalu lintas terlihat ramai namun lancar. Salah satunya di kawasan Jalan Gatot Subroto sekitar pukul 08.00 WIB.
Jalan yang biasanya begitu dipadati kendaraan bermotor itu relatif ramai lancar--tak terjadi kemacetan-- pada pagi tadi. Sebagai informasi, sebelum pandemi terjadi, ruas jalan ini merupakan salah satu titik macet pada saat jam berangkat kerja.
Situasi serupa terlihat di Jalan Raya Pasar Minggu, jalur paling banyak dilalui orang dari Depok dan Bogor untuk ke Jakarta. Berdasarkan pantauan arus lalu lintas di jalan ini pun terpantau ramai lancar pada pagi tadi.
Terlihat kendaraan roda empat yang mendominasi ruas jalan, beberapa kali sempat terhenti karena adanya lampu merah yang menyala pada traffic light, namun tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Kemudian, Jalan Kapten Tendean ke arah Blok M dan Jalan Mampang Prapatan Raya ke arah Warung Buncit maupun ke arah Kuningan juga terlihat dipadati kendaraan pada Selasa pagi ini.
Di Jakarta Pusat, kondisi arus lalu lintas di jalur protokol seperti Jalan Sudirman, Jalan M.H. Thamrin hingga kawasan Monumen Nasional (Monas) juga terpantau ramai lancar. Begitu juga dengan arus lalu lintas di Bundaran HI.
Di sekitar bundaran HI, beberapa petugas kepolisian terlihat mengatur lalu lintas.
![]() |
Kondisi lalu lintas hari kedua penerapan PSBB ini, tidak jauh berbeda dengan hari pertama kemarin, di mana sejumlah ruas jalan juga terpantau ramai lancar.
Pemprov DKI Jakarta diketahui kembali menerapkan PSBB sejak Senin (14/9). Langkah itu disebut sebagai rem darurat mengganti PSBB transisi dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Dalam pelaksanaan PSBB itu, Pemprov kembali membatasi sektor-sektor usaha yang diizinkan beroperasi. Hanya ada 11 sektor usaha yang diizinkan beroperasi dengan pembatasan.
Selain itu, Pemprov melarang tempat hiburan untuk dibuka, kafe dan restoran tidak diizinkan untuk makan di tempat, serta pembatasan pada rumah ibadah.
Pembatasan lainnya juga terjadi pada lalu lintas dan pergerakan transportasi umum.
(dis, yoa/kid)