Masyarakat Kota Surabaya, Jawa Timur akan memiliki kepala daerah baru usai 10 tahun dipimpin Tri Rismaharini dan wakilnya Whisnu Sakti Buana. Warga Kota Pahlawan mempunyai dua pilihan, yakni Eri Cahyadi-Armuji dan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.
Keduanya sudah dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti Pilkada Surabaya 2020. Kedua paslon juga sudah turun langsung berjumpa dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi.
Ada sejumlah harapan di benak masyarakat jika kepala daerah Surabaya baru nanti terpilih lewat pilkada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roesdan Suriansyah (24), karyawan swasta, mengatakan Tri Rismaharini telah memberi banyak perubahan dan kemajuan di Surabaya. Namun, menurutnya masih ada sejumlah hal yang kurang, salah satunya yakni transportasi publik.
"Dipimpin Bu Risma, ruang publik dan taman-taman memang banyak, tapi ada satu yang kurang soal transportasi umumnya," kata Roesdan.
![]() |
Diketahui, Tri Rismaharini sempat meluncurkan Bus Suroboyo pada 2018 lalu. Warga cukup menukarkan botol plastik air minum kemasan, tak perlu membayar dengan uang jika ingin naik bus tersebut.
Menurut Roesdan metode pembayaran itu perlu dikaji ulang. Perlu pula ada moda transportasi baru lainnya untuk warga Surabaya.
"Misal diminta bayar dengan uang atau e-money juga bisa, karena orang sudah mulai jarang pakai plastik. Jadi saya harap itu dikaji ulang," ucapnya.
Roesdan juga menyoroti insiden rasisme yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya. Ia berharap pemimpin baru nantinya mampu merangkul semua pihak.
"Ya harapan saya, pemimpin yang baru bisa merangkul semua suku, ras dan etnis. Karena Surabaya milik semua," katanya.
Salah seorang tokoh kelompok suporter Persebaya Surabaya, Bonek Mania, Husain Gozali berharap pemimpin baru Surabaya baru nanti tak menganaktirikan klub kebanggaannya.
Cak Conk, sapaan akrabnya, mengatakan selama ini Persebaya dan Bonek kerap dilupakan pemerintah daerah. Salah satu buktinya kasus sengketa Wisma Persebaya di Jalan Karanggayam.
"Kasus Karanggayam seperti apa, dijanjikan kaya apa? Itu salah satu contoh janji politisi yang diingkari. Jangan anak tirikan kami, Persebaya dan Bonek," kata Cak Conk.
Wisma Persebaya merupakan salah satu tempat bersejarah bagi Persebaya Surabaya. Di sana, pernah tinggal pemain-pemain nasional andalan Green Force.
Di antaranya Aji Santoso, Mat Halil, Bejo Sugiantoro, sampai Kurniawan Dwi Julianto pernah menjadikan tempat tersebut sebagai rumah tinggal mereka semasa aktif bermain.
Namun, Wisma Persebaya disegel Pemkot Surabaya pada 2019. Skuat Bajol Ijo terusir. Kompetisi junior terpaksa dihentikan. Persebaya pun mengajukan gugatan sengketa.
![]() |
Cak Conk lalu berharap para calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya nanti tak memanfaatkan nama Persebaya dan Bonek untuk kepentingan politik semata.
"Saya sendiri juga mau mengingatkan kepada pasangan calon Wali Kota Surabaya, jangan sesekali memanfaatkan nama besar Persebaya dan Bonek," ujar dia.
Gunawan (37) salah seorang pedagang kaki lima di jalan Dr Ir Haji Soekarno, berharap pemimpin Surabaya selanjutnya bisa memperhatikan nasib pedagang kecil sepertinya.
"Kaki lima kayak gini tolong difasilitasi tempat. Yah supaya saya gak dikejar-kejar lagi sama Satpol PP," kata Gunawan.
Ia baru empat bulan berprofesi sebagai pedagang minuman tradisional es legen. Sebelumnya ia bekerja sebagai teknisi konstruksi tapi kena PHK akibat dampak pandemi Covid-19.
Sempat mencari kerja, namun hingga kini belum ada perusahaan yang mau menerimanya. Gunawan pun akhirnya mengadu nasib menjadi pedagang es demi menghidupi keluarga.
"Ya alhamdulillah ada, meskipun kondisi sulit seperti ini, semoga (pemimpin selanjutnya) bisa angkat ekonomi lebih baik," ujarnya.
Seorang security perkantoran di Jalan dr Wahidin Surabaya, Supranto (54), ingin kota tempat tinggalnya mengalami perubahan. Dia mengaku sudah tinggal 40 tahun di Surabaya.
Menurut Supranto, Risma memang telah memberi banyak perubahan selama 10 tahun memimpin. Akan tetapi, masih ada yang kurang yakni soal parkir ilegal.
"Banyak parkir yang ilegal dan dikuasai oleh kelompok tertentu. Saya ingin parkir ditertibkan dan benar-benar petugas yang menjaganya dengan demikian uang parkir itu masuk kas negara. Semoga pemimpin selanjutnya lebih jeli soal hal tersebut," ujarnya.