Penyintas Covid-19: Pentingnya Mitigasi dan Mengenal Gejala

Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2020 13:00 WIB
Dokter sekaligus penyintas Covid-19 Twindy Rarasati menyampaikan betapa pentingnya mengenal ragam gejala Covid-19.
Ilustrasi: Penyintas Covid-19 kisahkan bagaimana pentingnya mitigasi dan mengenal gejala. (Foto: AP/Pavel Golovkin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gejala awal yang dialami pasien Covid-19 bisa berbeda-beda. Batuk dan demam tak selalu dirasakan oleh pasien di awal-awal mereka terinfeksi virus corona ini.

Hal inilah yang dirasakan oleh Twindy Rarasati, dokter sekaligus penyintas Covid-19. Ia menyebutkan gejala awal yang dirasakannya adalah sesak napas dan kelelahan. Kemampuan indera penciuman dan pengecapan Twindy hilang selama empat atau lima hari. Hasil pemeriksaan pun lantas menunjukkan bahwa ia terjangkit Covid-19.

"Awalnya saya langsung sesak napas. Sakit kepala, kelelahan, hilangnya indera penciuman dan pengecapan. Tapi saya tidak mengalami demam atau batuk," ucap Twindy dalam Dialog Produktif dengan tema 'Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan' yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Twindy sendiri mengumumkan diri terkonfirmasi positif Covid-19 pada 15 April lalu melalui akun instagram. Menurut dia banyak gejala yang kemungkinan muncul saat kena Covid-19. Maka dari itu, memperhatikan perubahan pada tubuh menjadi hal yang amat penting.

Ia menjalani isolasi di rumah sakit selama dua pekan dan dilanjutkan isolasi selama waktu yang sama di rumah. Hasilnya, kesehatan wanita 27 tahun tersebut berangsur pulih. Selain itu, asupan dan pola makan ia nilai sebagai hal penting untuk penyembuhan Covid-19.

Selaku dokter, ia sudah melakukan mitigasi. Twindy banyak membaca soal Covid-19 dari artikel dari luar negeri karena referensi di dalam negeri saat itu belum banyak. Ia tahu profesinya sangat berisiko tertular. Maka dari itu, dengan mitigasi tersebut dampak psikologis dapat dikendalikan.

"Saya sudah menerapkan protokol kesehatan di rumah. Ada ruangan terpisah dan sudah ada alurnya. Aktivitas makan juga tidak dapat dilakukan bersama untuk mengurangi risiko tertularnya anggota keluarga lainnya," ucap dia.

Ia mengaku benar-benar menerapkan protokol kesehatan meski saat itu masyarakat masih belum banyak yang melaksanakannya seperti saat ini. Protokol kesehatan itu seperti yang dikampanyekan oleh #SatgasCovid19, diantaranya #ingatpesanibu untuk #pakaimasker, #cucitangan pakai sabun, dan #jagajarak hindari kerukunan.

"Tanggung jawab menjalankan protokol kesehatan ada di diri kita sendiri dan jangan lupa untuk terus update ilmu agar bisa tahu apa yang harus dilakukan. Bagi yang sekarang, terus berjuang melawan Covid-19 dan tetap semangat. Kita bisa bangkit dan overcome," pungkasnya.

(ayo/fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER