Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta pemerintah provinsi Jawa Barat serta Kementerian Kesehatan berkoordinasi terkait data kasus positif virus corona.
Pasalnya, menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, ada sekitar 10 ribu kasus positif Covid-19 di Jawa Barat yang belum dilaporkan oleh pemerintah pusat.
"Kami sudah meminta Kemenkes untuk untuk menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan daerah terkait hal tersebut," kata Wiku kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku menjelaskan, pengumpulan dan pelaporan data Covid-19 setiap hari dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu, kekeliruan dalam pelaporan harusnya dikoordinasikan ke Kemenkes.
"Pengumpulan, pelaporan, dan koordinasi terkait data Covid-19 dilakukan oleh Kementerian Kesehatan," ujar Wiku.
Dia menegaskan bahwa koordinasi antara pusat dan daerah adalah hal penting. Akan tetapi, Wiku tidak bisa memberikan mengonfirmasi kebenaran 10 ribu kasus Covid-19 di Jawa Barat yang telat dilaporkan oleh pemerintah pusat.
"Mohon konfirmasi tentang hal itu ke Pemda Jabar atau ke Kemenkes," ucapnya singkat.
Kasus Covid-19 di Jawa Barat beberapa kali pecah rekor harian. Tercatat penambahan sebanyak 3.095 kasus baru pada Jumat (15/1) sehingga total ada 107.636 kasus positif Covid-19 di provinsi ini.
Beberapa catatan rekor penambahan kasus positif di Jawa Barat pernah terjadi pada waktu berdekatan, yakni pada 8 Januari 2021 sebanyak 1.824 kasus baru, kemudian pada 14 Januari kemarin sebanyak 2.201 kasus baru.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Kamis (14/1) kemarin mengungkapkan masih ada 10 ribu kasus Covid-19 yang telah dilaporkan oleh Dinkes Jabar namun belum dipublikasikan oleh pemerintah pusat.
"Saya belum mengerti 10 ribu kasus akan dicicil atau bagaimana, dibikin heboh, saya tidak paham, tapi kenaikan itu dipengaruhi antrian data yang tidak real time," tutur Emil, sapaan akrab Ridwan kamil.