Alih-alih memprioritaskan tenaga kesehatan (nakes) lansia, Dinas Kesehatan Lampung mengutamakan vaksinasi Covid-19 bagi Gubernur-nya yang masuk kategori lanjut usia, Arinal Djunaidi (64).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana berdalih hal itu dilakukan untuk memberikan rasa percaya kelompok lansia terhadap keamanan vaksin.
"Setelah BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) mengeluarkan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk kategori lansia, vaksinasi bagi Gubernur langsung dilakukan untuk membentuk rasa percaya keamanan vaksin bagi kelompok lanjut usia," katanya, dikutip dari Antara, Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arinal sendiri mengaku tidak mendapat masalah atau efek samping usai vaksinasi Covid-19, kemarin.
Lihat juga:Daerah Prioritaskan Vaksinasi Nakes Lansia |
"Tadi sudah selesai di vaksin Covid-19 setelah sempat tertunda karena sudah berusia lanjut," ujar dia, yang merupakan kader Partai Golkar itu.
"Semua baik-baik saja, dan ini menjadi vaksinasi yang pertama bagi lansia sehingga diharapkan bagi tenaga kesehatan yang telah lanjut usia dapat melaksanakan vaksinasi dengan baik tanpa ada rasa takut dan khawatir," ucapnya.
Sebelumnya, vaksinasi yang dimulai pada 13 Januari ini hanya diproyeksikan untuk warga usia produktif, mulai 18-59 tahun.
BPOM kemudian memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19, CoronaVac, buatan Sinovac kepada populasi di atas usia 60 tahun atas dasar kedaruratan.
Namun, pemberiannya harus dilakukan dengan syarat ketat, seperti tidak ada penyakit penyerta.
Perbedaannya dengan vaksinasi pada usia di bawah 60, dua dosis vaksin bagi lansia dilakukan dengan jeda 28 hari.
"Karena bagi lansia harus dua kali masa inkubasi, sedangkan untuk vaksinasi bagi masyarakat umum akan dilakukan pada tahap ke empat," ujar Reihana.
Terpisah, kepala daerah lainnya yang berkategori lansia, yakni Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, menyatakan kesiapan untuk menerima vaksinasi Covid-19 untuk kategori lansia.
"Karena ini sudah mendapat persetujuan dari BPOM, sebagai bupati tentu saya juga siap," kata dia, Senin (8/2) dikutip dari Antara.
Sebelumnya, mantan Sekda Tulungagung ini memang tidak diikutkan program vaksinasi serentak gelombang pertama karena alasan faktor usia yang sudah menginjak 68 tahun.
Meski demikian, belum dipastikan bahwa Maryoto merupakan penerima pertama vaksinasi lansia di daerahnya atau bukan.
"Jadwalnya belum ada. Tapi sewaktu-waktu saya siap," katanya.
![]() |
Senada, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (74) siap menerima vaksin Covid-19.
"Lho iya [terima], vaksin toh?" katanya, di Kompleks Kepatihan di Yogyakarta, Senin (8/2) dikutip dari Antara, "Semoga lebih cepat lebih baik.
Ia mengatakan saat rapat bersama Presiden Joko Widodo dan para gubernur hanya dirinya yang belum mendapatkan vaksin karena belum ada vaksin Covid untuk lansia.
"Makanya kemarin waktu saya rapat dengan Presiden saya bilang dari semua yang hadir, saya sendiri yang belum divaksin," kata dia.
Meski demikian, DI Yogyakarta tetap memprioritaskan tenaga kesehatan lansia dalam program vaksinasi bagi kalangan lanjut usia.
"Tahapan vaksinasi Covid-19 memang baru ditujukan untuk tenaga kesehatan. Prosesnya masih terus berjalan dan sekarang ada tambahan untuk tenaga kesehatan (nakes) lansia yang sebelumnya belum boleh menerima vaksin," kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi, Selasa (9/2).
Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, kepala daerah yang berkategori lansia yang sudah disuntik vaksin Corona baru Gubernur Lampung.
Sementara, pimpinan daerah lainnya masih menunggu giliran. Misalnya, Gubernur Banten Wahidin Halim, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Wali Kota Ambon Richard Louhenapes, dan Bupati Magetan Suprawoto.
Diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan vaksinasi untuk lanjut usia memprioritaskan tenaga kesehatan.
![]() |
"Kami sudah memperbaiki petunjuk teknis, sudah mengomunikasikan dengan jajaran di lapangan agar besok jam 09.00 WIB vaksinasi untuk lanjut usia dengan prioritas tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun bisa dimulai," kata dia, Minggu (7/2).
"Tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun adalah orang yang berisiko terpapar virus corona, sekaligus berisiko mengalami kefatalan yang lebih tinggi," tuturnya.
(dhf/antara/arh)