Diperiksa KPK, Wali Kota Batu Enggan Bersaksi untuk Suami

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mar 2021 21:33 WIB
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko memenuhi panggilan KPK tapi tidak bersedia memberikan keterangan sebagai saksi dugaan gratifikasi di Pemkot Batu 2011-2017.
Ilustrasi Gedung KPK. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko tidak bersedia memberikan keterangan ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan penerimaan gratifikasi di Pemerintah Kota Batu tahun 2011-2017.

"Yang bersangkutan [Dewanti Rumpoko] hadir, namun tidak bersedia untuk memberikan keterangan sebagai saksi," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, Rabu (24/3).

Diketahui, berdasarkan ketentuan Pasal 168 KUHAP, terdapat tiga kategori pihak yang tidak didengar keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.

Kedua, saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga.

Kemudian ketiga, suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai terdakwa.

Lembaga antirasuah sejauh ini belum mengumumkan pihak-pihak yang menjadi tersangka dalam kasus ini. Namun, berdasarkan sumber CNNIndonesia.com, KPK sudah menetapkan mantan Wali Kota Batu sekaligus suami Dewanti, Eddy Rumpoko sebagai tersangka.

Dalam proses penyidikan berjalan, penyidik KPK sudah menggeledah sejumlah lokasi. Beberapa di antaranya seperti kantor Dinas PUPR, kantor Dinas Pendidikan, dan kantor Dinas Pariwisata Kota Batu.

Dari upaya paksa tersebut, penyidik menemukan dan mengamankan sejumlah dokumen terkait kegiatan proyek-proyek pekerjaan dan dokumen perizinan tempat-tempat wisata.

Sejumlah saksi dari unsur penyelenggara negara maupun pihak swasta pun sudah menjalani pemeriksaan.

(ryn/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER