Kisah Lebaran dari Panti Jompo Tertua di Bandung

Huyugo Simbolon | CNN Indonesia
Jumat, 14 Mei 2021 09:45 WIB
Panti Sosial Tresna Wredha di Bandung diisi belasan penghuni yang menyimpan beragam macam cerita.
Rohimah, salah satu penghuni di Panti Sosial Tresna Werdha di Bandung. (CNN Indonesia/ Huyogo)

Tak berhenti di situ. Dengan suara merdunya, Rohimah melantunkan lagu Wieteke van Dort berjudul Geef mij maar Nasi Goreng.

"Geef mij maar nasi goreng. Met een gebakken ei. Wat sambal en wat kroepoek. En een goed glas bier erbij," dia bersenandung.

"Dulu itu lagu sering diputar di radio. Sering sekali. Tapi sekarang saya sudah jarang dengar radio," kata perempuan asal Magelang itu kemudian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rohimah jadi penghuni panti sosial yang didirikan Perkumpulan Budi Istri ini, sejak 1992 silam. Ia senang berada di sana. Tapi sejak pandemi Covid-19, ia merasa seperti terpenjara. Rohimah mengeluh tak bisa lagi bebas jalan-jalan menghirup udara segar.

"Kalau dulu saya suka belanja ke Pasar Ancol sendiri, bisa naik angkot sendiri atau beli pisang goreng di depan. Tapi karena pandemi sudah lama ini semua tidak boleh keluar," ungkap Rohimah.

Setiap ada hari besar keagamaan, dua keponakannya yang tinggal di Jakarta dan Gresik kerap mengunjunginya. Tapi rasa-rasanya sekarang ini tak mungkin mengingat pandemi. Rohimah juga paham risiko penularan corona yang membayangi para lansia.

"Kami ini orang tua yang sudah renta, virusnya bisa saja ke kita. Kalau rindu sama mereka, ya paling saya teleponan sama keponakan," ucap dia.

Meski begitu, masih ada harap Rohimah bisa dipertemukan dengan para keponakannya pada Lebaran tahun ini.

Berbeda dengan Mawati (60). Selama delapan tahun tinggal di panti, ia tak pernah sekalipun menerima kunjungan dari keluarga. Meski begitu ia merasa nyaman menghabiskan waktu di panti.

"Saya sudah merasa lebih baik di sini, dikasih makan, ada tempat tidur. Saya tidak mau balik lagi," kata dia.

Mawati berasal dari Solo. Tapi ia pernah bermukim di Medan. Ia termasuk penghuni yang tak banyak bicara, lebih banyak murung dan, sesekali tampak melamun.

Menurut cerita, Mawati ditinggalkan oleh suaminya. Sebelum tinggal ke panti, ia pernah mengalami kekerasan, digebuki seorang majikan hingga akhirnya kabur untuk mendapatkan perlindungan.

"Saya sudah betah di sini, ada banyak teman," ungkap dia singkat. Dibanding dua kawannya yang lain--Kartinah dan Rohimah, Mawati lebih banyak diam.

Ramadan Sunyi Panti Werdha Tertua di Bandung Kala PandemiRamadan di Panti Sosial Tresna Werdha, panti tertua di Bandung. Tiga dari 19 penghuni panti. (CNN Indonesia/ Huyogo)

Penghiburan lain penghuni panti yang terenggut saat wabah, adalah kedatangan mahasiswa-mahasiswa yang praktik lapang. Anak-anak muda itu tadinya mengobati kesendirian para penghuni.  Kalau datang, mereka akan dianggap sebagai cucu.

Namun Ketua Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Ai Djoewarsa menerangkan pelbagai kegiatan kunjungan bukan keluarga selama pandemi ini ditutup sementara. Termasuk praktik bagi para mahasiswa.

"Setiap bulan itu memang ganti-ganti perguruan tingginya. Kehadiran mereka saat praktik membuat para nenek-nenek jadi bahagia. Mereka bisa ada teman cerita, karena selama ini mereka kan ingin didengar. Meski baru kenal, biasanya sudah seperti dianggap anak sendiri," kata Ai Djoewarsa kepada CNNIndonesia.com saat ditemui di lobi panti.

Wabah virus corona memaksa pengelola panti menerapakan kebijakan pembatasan kegiatan demi mencegah risiko penularan. Sekalipun begitu Ai memastikan pihak keluarga tetap terus berkomunikasi dengan penghuni panti melalui telepon.

Panti Budi Pertiwi merupakan satu dari enam panti sosial werdha yang menerima, mengurus, dan membantu para perempuan lansia di Bandung. Panti ini tercatat sebagai yang tertua di Kota Bandung sejak kelahirannya pada 1948 silam.

Secara khusus tempat ini hanya menerima calon penghuni dari keluarga kelompok ekonomi rentan atau duafa. Saat ini, ada 19 penghuni di Panti Sosial Tresna Wredha. Mereka dirawat petugas yang 24 jam penuh siaga.

"Kita ini non-profit, tetapi tak pernah meminta atau menggalang dana. Alhamdulillah rezeki nenek tersebut, selalu saja ada bantuan yang masuk sehingga keperluan para penghuni bisa terpenuhi," ujar Ai.

Koordinator Operasional Panti, Permadi Novendi mengungkapkan, setiap ada hari besar keagamaan seperti Lebaran, biasanya ada saja penghuni yang dijemput keluarga. Namun kini hal tersebut untuk sementara dilarang lantaran masih pandemi.

"Kita tutup kunjungan, tapi tidak ketat juga bagi keluarganya. Kami fasilitasi di tempat terbuka dengan tetap jaga jarak. Demi keselamatan dan kenyamanan nenek, kalau ada larangan mudik, kita bisa fasilitasi dengan telepon atau video call," tutur Permadi.

Bagi beberapa lansia, rindu ke keluarga itu tidak bisa dihindari. Ada sebagian dari mereka yang ingin menghabiskan masa tua bersama sanak famili. Atau setidak-tidaknya, ada yang menemani.

Hari itu, panti jompo khusus lansia perempuan itu bakal kembali lengang. Jauh dari kesan semarak Idulfitri yang umum dirasakan sebagian orang.

Meski dari luar bangunan itu tampak sepi. Tapi di dalamnya, para penghuni memiliki pelbagai cerita masing-masing. Ai bilang, nenek-nenek yang menghuni pantinya itu akan senang jika kisah mereka didengar.

(hyg/nma)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER