Tugu Perang di Palembang Terlindas Roda-roda Pembangunan

CNN Indonesia
Selasa, 17 Agu 2021 13:45 WIB
Tugu 5 Hari 5 Malam di Palembang terbaikan dan jauh dari pandangan akibat pembangunan LRT. Padahal itu monumen pertempuran sengit yang sangat krusial.
Tugu 5 Hari 5 Malam di Palembang terbaikan dan jauh dari pandangan akibat pembangunan LRT. Padahal itu monumen pertempuran sengit yang sangat krusial. Foto: CNN Indonesia/Hafidz
Palembang, CNN Indonesia --

Tugu yang dibangun untuk mengenang pertempuran hebat antara TNI (dulu Tentara Keamanan Rakyat) melawan Belanda di Palembang pada 1947 kini tersapu dari muka kota. Imbas pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT), tugu jadi jauh dari pandangan dan seolah tak memiliki arti.

Padahal, dulu Tugu 5 Hari 5 Malam dibangun untuk menunjukkan harga diri masyarakat Palembang yang tak rela kembali dijajah selepas Indonesia merdeka. Tugu itu perlambang perjuangan sengit warga Palembang menentang kolonialisme dan mempertahankan kemerdekaan.

"Tugu di Jalan Tengkuruk sekarang jauh dari pandangan, malah mungkin sudah banyak generasi muda yang tidak tahu tugu ini," tutur Sejarawan Universitas Sriwijaya Syafruddin Yusuf.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simbol Harga Diri Palembang

Tugu 5 Hari 5 Malam dibangun sekitar 1950. Berlokasi di Pasar 16 Ilir, khususnya Jalan Tengkuruk Permai, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Berdasarkan keterangan yang tertulis pada monumen, tugu tersebut dibangun atas sumbangan masyarakat sekitar yang turut terjun dalam pertempuran.

Pertempuran yang dimaksud yakni tarung sengit antara pasukan TNI melawan Belanda pada Pada 1-5 Januari 1947. Banyak pejuang gugur, termasuk perwira bernama Djoko Soerodjo berpangkat Letnan Satu.

Setelah lima hari lima malam bertempur, akhirnya pihak yang berperang sepakat gencatan senjata. Tentara Belanda tidak dapat memasuki Palembang dan hanya bisa mendirikan pos 14 kilometer dari perbatasan.

Pertempuran 5 Hari 5 Malam merupakan momen krusial mempertahankan kemerdekaan RI di Palembang.

Pertempuran pecah di Jalan Tengkuruk, RS Charitas, Pasar Cinde, dan kawasan Baguskuning, Plaju saat ini. Sejak dahulu, kawasan Tengkuruk merupakan pusat perbelanjaan dan permukiman yang menjadi basis markas Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI).

Sementara pusat pertahanan prajurit Belanda di Benteng Kuto Besak (BKB), berjarak sekitar lima ratus meter dari Jalan Tengkuruk.

"Pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Letnan Djoko itu berposisi di situ, memberikan perlawanan terhadap Belanda di sekitar Benteng. Letnan Djoko gugur dalam pertempuran hari pertama sehingga dibuatlah tugu di situ," ujar Syafruddin.

"Tugu pertempuran lima hari lima malam selain ada di situ, juga ada Tugu Kapten Abdullah di Baguskuning Plaju, Tugu Tank di depan Pasar Cinde, dan Tangga Buntung," sambungnya.

Lihat Juga :

Tugu Terlindas Pembangunan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER