Jakarta, CNN Indonesia --
Jumlah tambahan kasus positif Covid-19 sudah menurun selama dua bulan terakhir. Kasus kematian harian akibat virus corona juga berkurang.
Pemerintah tetap memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel di Jawa-Bali serta sejumlah daerah lainnya.
Namun. sejumlah klaster Covid-19 baru muncul di lingkungan sekolah, baik di sekolah formal yang mulai membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM), ataupun Pondok Pesantren (Ponpes).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
Klaster Ponpes di Depok
Sebanyak 46 santri dan pengasuh Ponpes Babussalam di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok dinyatakan terpapar virus corona. Puluhan orang itu dilaporkan terpapar covid-19 dengan status tanpa gejala alias OTG.
Camat Cimanggis Abdul Rahman menyebut, puluhan santri dan pengasuh itu kini menjalani isolasi mandiri (Isoman) di Ponpes. Adapun buntut dari temuan itu, kegiatan belajar mengajar (KBM) kembali dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Temuan Covid di Sekolah Kediri
Setidaknya tiga siswa sekolah di Kota Kediri, Jawa Timur, dinyatakan positif covid-19 usai mengikuti tes acak yang dilakukan oleh petugas puskesmas setempat. Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar (Abu) menyebut, temuan ini menjadi pengingat bahwa covid-19 masih ada.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada meski status PPKM di Kediri sudah berada pada level 1.
Kemenkes: Gelombang 3 Covid-19 Niscaya Terjadi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut gelombang tiga covid-19 merupakan suatu hal yang niscaya atau pasti terjadi di Indonesia, kendati masih belum diketahui secara pasti kapan tepatnya akan terjadi. Namun Kemenkes tengah mewaspadai potensi gelombang tiga covid-19 pada akhir atau awal tahun mendatang.
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut, penelitian global mengkonfirmasi bahwa sifat virus corona ini akan memberikan serangan lanjutan. Sehingga dapat dikatakan tidak cukup satu kali sebuah negara mencapai puncak lalu melandai, dan kemudian pandemi selesai.
Prediksi DKI Jadi Episentrum Covid Pada Gelombang 3
Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko menilai DKI Jakarta berpotensi menjadi provinsi dengan penambahan kasus konfirmasi positif covid-19 terbanyak apabila lonjakan kasus covid-19 gelombang ketiga benar-benar terjadi pada akhir atau awal tahun mendatang
Miko menyebut, sampai saat ini DKI masih tercatat menjadi pusat penularan pandemi covid-19 di Indonesia. Adapun meski DKI Jakarta dinilai telah mencapai target herd immunity alias kekebalan komunal warga pada Juli 2021 lalu, namun menurutnya hal itu tidak lantas menjadikan warga Ibu Kota bebas sepenuhnya dari penularan baru.
Relawan Jokowi Desak Hapus Wajib PCR Pesawat
Relawan Pro Jokowi (Projo) mendesak pemerintah menghapus syarat tes polymerase chain reaction (PCR) Covid-19 untuk penumpang pesawat udara selama pelaksanaan PPKM terbaru mulai 19 Oktober lalu.
Ketua Satgas Gerakan Nasional Percepatan Vaksinasi Covid-19 DPP Projo, Panel Barus kecewa dengan syarat anyar tersebut. Ia mengatakan banyak masyarakat mempertanyakan efektivitas tes PCR.
Menurutnya, kewajiban tes PCR untuk penumpang pesawat udara seharusnya digugurkan jika penumpang tersebut sudah menerima vaksin Covid-19 sebanyak dua dosis.
Kader Demokrat Minta Harga Tes PCR Diturunkan
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Demokrat Irwan mendesak pemerintah menurunkan harga atau biaya pelaksanaan tes PCR Covid-19 setelah menjadi syarat naik pesawat selama pelaksanaan PPKM terbaru mulai 19 Oktober lalu.
Menurut Irwan, harga tes PCR harus diturunkan agar bisa terjangkau oleh penumpang pesawat udara.
Irwan menilai pemerintah seharusnya bisa membiaya tes PCR yang dibebankan kepada penumpang pesawat udara selama ini. Menurutnya, pemerintah jangan lagi membebani masyarakat yang sudah sulit akibat pandemi Covid-19 ini.
1,8 Juta Warga DKI Belum Divaksin
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngabila Salama mengatakan masih ada sekitar 1,8 juta warga ber-KTP DKI Jakarta yang belum divaksinasi Covid-19.
Ngabila mengatakan mayoritas masyarakat yang belum divaksin merupakan mereka yang menganggap vaksin belum menjadi prioritas untuk berkegiatan sehari-hari.
Adapun pada pemberian dosis vaksin satu di DKI Jakarta, secara kumulatif hingga 22 Oktober pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 11.010.505 orang di DKI sudah menerima suntikan dosis pertama vaksin covid-19.
Sementara untuk capaian dosis kedua, secara kumulatif DKI Jakarta sudah melakukan vaksinasi terhadap 8.401.242 orang. DKI Jakarta memiliki target sasaran sebanyak 8.941.211 orang.
Bila menghitung dari total sasaran vaksinasi di DKI, itu artinya 131,1 persen masyarakat DKI rampung mendapat suntikan dosis pertama, dan baru 100,07 persen dari target sasaran vaksinasi yang mendapat dosis vaksin secara lengkap.
Capaian Dosis Vaksin RI
Kemenkes per Jumat (22/10) Pukul 12.00 WIB mencatat 111.496.041 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara itu, baru 66.316.667 orang yang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang baru menyentuh 53,54 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 31,84 persen.
Update Covid 22 Oktober 2021
Data harian yang dirilis Satgas Covid-19 per hari ini, Jumat (22/10) mencatat terdapat penambahan kasus covid-19 baru sebanyak 760 orang. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 1.231 kasus, dan 33 kasus meninggal baru.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.238.594 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 4.080.351 orang dinyatakan pulih, 15.090 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 143.153 lainnya meninggal dunia.