Yogyakarta, CNN Indonesia --
Kasus penularan virus corona (Covid-19) muncul selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah DI Yogyakarta (DIY). Penyebaran virus corona dilaporkan terjadi di SD hingga SMK dari tiga kabupaten.
Di Kabupaten Bantul, dilaporkan enam siswa dan seorang guru SMKN 1 Sedayu terkonfirmasi Covid-19. Penyebaran virus di sekolah ini bahkan terkait kasus di satuan pendidikan lainnya.
Camat Sedayu Lukas Sumanasa menjelaskan kasus penyebaran Covid-19 di SMKN 1 Sedayu terungkap pada Sabtu (23/10). Saat itu salah seorang siswa dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes PCR sehari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa itu, kata Lukas, harus menjalani tes PCR lantaran masuk ke dalam daftar pemilik riwayat kontak erat saudaranya yang bersekolah di SDN Sukoharjo, Sedayu, Bantul.
"Pihak puskesmas setempat hari Kamis sudah minta enggak berangkat sekolah untuk di hari Jumat melakukan swab di puskesmas. Ternyata dia ditunggu-tunggu enggak datang malah ke sekolah, ya dijemput," kata Lukas saat dihubungi, Rabu (27/10).
Lukas menyebut pihak sekolah menggelar tes PCR kepada para pemilik riwayat kontak erat dengan siswa tersebut, Senin (25/10). Sebanyak lima siswa dan seorang guru dinyatakan positif Covid-19 sehari kemudian.
"Semua isolasi mandiri sementara tracing dan testing masih berlanjut hari ini dari Dinkes dengan sasaran PCR 29 orang. Mereka murid sama guru," ujarnya.
Sementara, SDN Sukoharjo yang memiliki benang merah dengan kasus di SMKN 1 Sedayu, menurut Lukas, dari pekan lalu hingga hari ini belum memulai kegiatan sekolah tatap muka.
Lukas menyebut pembelajaran di sekolah tersebut terpaksa dihentikan sementara setelah 8 siswa dan 2 guru terpapar Covid-19.
"PTM di SD mulai lagi nunggu selesai isolasi para pasien ini," katanya.
Kemunculan kasus Covid-19 di tengah pelaksanaan PTM sekolah di Bantul bukan kali pertama terjadi. Seperti diberitakan sebelumnya, kelas tatap muka SDN Bantul Timur sempat dihentikan pada awal Oktober lalu menyusul seorang murid positif Covid-19.
Wakil Bupati Bantul, Joko B. Purnomo mengatakan pihaknya akan menggencarkan tracing serta testing kepada seluruh pemilik riwayat kontak erat menyusul temuan kasus positif Covid-19 di sejumlah sekolah.
Pihaknya juga akan menggiatkan edukasi, mengingat beberapa pemicu kemunculan kasus disebabkan keteledoran para pasien itu sendiri.
"Kita juga tetap pada protap, yang terindikasi terpapar harus isolasi," kata Joko ditemui di Kompleks Kepatihan, Danurejan, Kota Yogyakarta, Rabu (27/10).
Kasus Covid-19 di Sleman
Beralih ke Kabupaten Sleman, seorang siswa di SMPN 2 Pakem terpapar Covid-19. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menyebut kasus itu ditemukan lewat tes acak menyasar siswa sekolah yang melaksanakan PTM terbatas.
Menurut Ery, temuan siswa positif Covid-19 ini bermula dari tes antigen acak di enam sekolah, pada Kamis (21/10) lalu. Sebanyak 600 siswa dari keenam sekolah dinyatakan negatif Covid-19, kecuali 3 siswa SMP 2 Pakem.
Ketiga siswa itu kemudian menjalani tes PCR untuk deteksi lebih lanjut. Hasilnya satu siswa dinyatakan positif Covid-19.
"PTM kita hentikan. Siswa yang satu kelas akan di-swab ulang nantinya. Kemudian kami juga akan melakukan swab sampling ke beberapa sekolah. Jadi bergilir terus," kata Ery dihubungi, Senin (25/10) kemarin.
Kasus penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan di DIY yang kali pertama terangkat ke permukaan adalah kasus penularan di SD Panggang I, Kabupaten Gunungkidul, akhir September lalu.
Kala itu, sebanyak 7 siswa sekolah tersebut terpapar Covid-19, sehingga membuat PTM terbatas dihentikan sementara waktu.
Gubernur DIY Lanjutkan PTM
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X merespons berbagai temuan kasus dari sekolah-sekolah di wilayahnya. Sultan menyebut penularan Covid-19 bukan bersumber dari kegiatan PTM, melainkan aktivitas dari luar sekolah.
"Tapi kan bukan dari sekolah ya, tapi dari luar terbawa. Yang penting cepat ditangani untuk tidak jadi klaster," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, hari ini (27/10).
Sultan memastikan PTM terbatas untuk sekolah-sekolah di wilayahnya tetap berlanjut dengan tidak mengesampingkan penanganan terhadap siswa dan tenaga pendidik yang positif Covid-19.
"PTM lanjut, asal cepat ditangani. Terus isolasi aja," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya menambahkan seluruh sekolah di bawah kewenangan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota mematuhi ketentuan PTM terbatas ini. Menurutnya, aktivitas sekolah dihentikan sementara jika ada temuan kasus Covid-19.
"Ya termasuk SMKN 1 Sedayu yang jadi kewenangan provinsi itu juga sudah dihentikan tatap mukanya dan dilakukan tracing," kata Didik di Kompleks Kepatihan, hari ini.
Disdikpora provinsi maupun kabupaten/kota, lanjut Didik, akan selalu mengevaluasi jalannya PTM terbatas sejauh ini, termasuk kemunculan kasus penularan Covid-19 sepanjang pelaksanaannya.
"Tentunya kita gunakan sebagai evaluasi. Apakah kita harus memperketat protokol kesehatan di sekolah, itu kita lakukan. Skrining acak juga akan dilakukan di sekolah provinsi dan kabupaten/kota," ujarnya.