Beralih ke Kabupaten Sleman, seorang siswa di SMPN 2 Pakem terpapar Covid-19. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menyebut kasus itu ditemukan lewat tes acak menyasar siswa sekolah yang melaksanakan PTM terbatas.
Menurut Ery, temuan siswa positif Covid-19 ini bermula dari tes antigen acak di enam sekolah, pada Kamis (21/10) lalu. Sebanyak 600 siswa dari keenam sekolah dinyatakan negatif Covid-19, kecuali 3 siswa SMP 2 Pakem.
Ketiga siswa itu kemudian menjalani tes PCR untuk deteksi lebih lanjut. Hasilnya satu siswa dinyatakan positif Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PTM kita hentikan. Siswa yang satu kelas akan di-swab ulang nantinya. Kemudian kami juga akan melakukan swab sampling ke beberapa sekolah. Jadi bergilir terus," kata Ery dihubungi, Senin (25/10) kemarin.
Kasus penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan di DIY yang kali pertama terangkat ke permukaan adalah kasus penularan di SD Panggang I, Kabupaten Gunungkidul, akhir September lalu.
Kala itu, sebanyak 7 siswa sekolah tersebut terpapar Covid-19, sehingga membuat PTM terbatas dihentikan sementara waktu.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X merespons berbagai temuan kasus dari sekolah-sekolah di wilayahnya. Sultan menyebut penularan Covid-19 bukan bersumber dari kegiatan PTM, melainkan aktivitas dari luar sekolah.
"Tapi kan bukan dari sekolah ya, tapi dari luar terbawa. Yang penting cepat ditangani untuk tidak jadi klaster," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, hari ini (27/10).
Sultan memastikan PTM terbatas untuk sekolah-sekolah di wilayahnya tetap berlanjut dengan tidak mengesampingkan penanganan terhadap siswa dan tenaga pendidik yang positif Covid-19.
"PTM lanjut, asal cepat ditangani. Terus isolasi aja," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya menambahkan seluruh sekolah di bawah kewenangan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota mematuhi ketentuan PTM terbatas ini. Menurutnya, aktivitas sekolah dihentikan sementara jika ada temuan kasus Covid-19.
"Ya termasuk SMKN 1 Sedayu yang jadi kewenangan provinsi itu juga sudah dihentikan tatap mukanya dan dilakukan tracing," kata Didik di Kompleks Kepatihan, hari ini.
Disdikpora provinsi maupun kabupaten/kota, lanjut Didik, akan selalu mengevaluasi jalannya PTM terbatas sejauh ini, termasuk kemunculan kasus penularan Covid-19 sepanjang pelaksanaannya.
"Tentunya kita gunakan sebagai evaluasi. Apakah kita harus memperketat protokol kesehatan di sekolah, itu kita lakukan. Skrining acak juga akan dilakukan di sekolah provinsi dan kabupaten/kota," ujarnya.
(kum/fra)