Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat masih terdapat tiga provinsi di Indonesia yang capaian program vaksinasi virus corona (Covid-19) primer pemberian dosis pertama masih di bawah 70 persen. Tiga provinsi itu adalah Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Padahal Kemenkes mensyaratkan wilayah dapat memulai program vaksinasi dosis lanjutan atau booster, salah satunya daerah mencapai angka vaksinasi minimal 70 persen untuk dosis pertama.
Berdasarkan laporan harian Kemenkes per 17 Januari 2022, tercatat capaian vaksinasi dosis pertama di Maluku sebesar 62,67 persen atau dapat dikatakan baru 888.408 warga yang menerima suntikan dosis pertama dari target total provinsi sebanyak 1.417.690 jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, urutan kedua capaian vaksinasi terendah adalah Papua Barat dengan capaian 54,75 persen. Artinya, dari target total 797.402 masyarakat Papua Barat yang divaksin Covid-19, baru 436.570 orang yang menerima suntikan dosis pertama.
Sementara provinsi dengan capaian vaksinasi terendah adalah Papua dengan 29,42 persen, atau dapat dikatakan baru 760.153 warga Papua yang menerima suntikan dosis pertama dari target total provinsi sebanyak 2.583.771 orang.
Di atas tiga provinsi itu dalam urutan lima besar vaksinasi terendah adalah Sulawesi Barat (70,11 persen) dan Sumatera Barat (71,06 persen).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi sebelumnya mengklaim rendahnya capaian vaksinasi virus corona di sejumlah daerah Indonesia terutama wilayah timur terjadi lantaran akses logistik vaksin menuju daerah masih menjadi tantangan khusus.
Selain itu, hoaks atau kabar tidak valid yang beredar di masyarakat juga masih menjadi kendala utama yang sampai saat ini dihadapi pemerintah dalam melakukan program vaksinasi virus corona di Indonesia.
Selain vaksinasi dosis 1 dan 2, pemerintah pun telah menggencarkan pelaksanaan dosis lanjutan atau booster sejak 12 Januari lalu dengan prioritas kelompok lansia serta komorbid atau kondisi immunocompromised.
Program booster hanya akan dimulai pada daerah yang memenuhi syarat. Yakni kabupaten/kota yang sudah mencapai cakupan dosis 1 total minimal 70 persen, dan cakupan dosis 1 lansia minimal 60 persen.
Di samping itu, saat ini Indonesia tengah dibayang-bayangi ancaman gelombang ketiga yang dipengaruhi faktor penularan Covid-19 varian omicron.
Baca halaman selanjutnya kondisi booster di Solo.
Keterbatasan tenaga kesehatan (nakes) menjadi kendala pelaksanaan program vaksin booster Covid-19 di Kota Solo. Pasalnya, program vaksin booster Covid-19 berlangsung saat vaksin Covid-19 untuk anak sekolah masih berlangsung.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, Siti Wahyuningsih saat ditemui di halaman kantornya, Senin (17/1). Dinkes hanya menerima penyuntikan vaksin ketiga di Puskesmas Gajahan dan Gilingan di hari ketiga vaksin booster.
"Hari ini kita cuma mengundang 60 orang," katanya.
Ning, sapaan akrabnya, menjelaskan terbatasnya vaksin booster disebabkan karena saat ini disebabkan karena hampir seluruh nakes di bawah koordinasi Dinkes Solo dikerahkan untuk vaksinasi anak. Program vaksinasi yang dilaksanakan di sekolah dan Puskesmas itu diprioritaskan karena berstatus berfungsi untuk perlindungan primer dari Covid-19.
"Booster penting. Tapi vaksin anak ini kan vaksin primer. Justru harus menjadi yang utama," katanya.
Saat ini separuh anak sekolah di Solo sudah memasuki jadwal vaksin dosis kedua. Jadwal tersebut tidak bisa diubah karena akan berdampak negatif terhadap keampuhan vaksin. Selain itu, Dinkes juga masih mengejar target vaksin dosis pertama sebagian anak sekolah.
"Sekolah tidak mungkin saya tinggal karena sudah ada jadwalnya. Hari ini sampai Jumat sudah full di sekolah semua," katanya.
Ia menargetkan vaksin anak sekolah rampung paling lambat akhir Februari 2022 mendatang. Dengan tuntasnya vaksin anak, Dinkes kemudian bisa mengalokasikan nakes sepenuhnya untuk vaksin booster.
"SDM kita mainkan di sekolah semua biar cepat selesai," katanya.
Ning menambahkan selain nakes, keterbatasan stok vaksin juga menjadi kendala pelaksanaan vaksin booster di Solo. Saat kick-off vaksin booster di RSUD Fatmawati Solo, Jumat (14/1) lalu, Dinkes hanya memiliki 200 dosis yang bisa digunakan untuk 400 orang. Stok tersebut habis dalam dua hari.
Dinkes sebenarnya sudah mendapatkan pinjaman 2.000 dosis dari salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Sabtu (15/1). Ning menyebut saat ini pihaknya masih memiliki sisa 1.500 dosis yang bisa digunakan untuk booster.
"Kita juga sudah pengajuan ke Pusat. Mudah-mudahan ini bisa berjalan berdampingan," katanya.
[Gambas:Photo CNN]
Hal itu diamini juga oleh Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah mengupayakan pengadaan vaksin booster dengan meminjam vaksin dari daerah lain maupun meminta kiriman dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat.
"Kita nunggu pinjaman dari bupati dan wali kota daerah lain. Kemarin ternyata ada sedikit kendala. Mudah-mudahan ada kiriman dari Provinsi atau pusat," kata dia yang juga dikenal sebagai putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu.
Gibran pun mengimbau agar warga Solo tetap tenang meskipun ada kendala dalam program vaksin booster. Putra Presiden Joko Widodo itu menjamin warganya akan mendapat vaksin dosis ketiga.
"Untuk warga Solo, mohon ditunggu boosternya. Semua pasti kebagian. Untuk yang muda-muda, tenang wae. Ini untuk yang lansia dulu," katanya.