Bukan hanya mencecar, ada pula anggota Komisi X DPR yang mengapresiasi Nadiem terutama terkait penjelasannya soal tim bayangan yang telah diluruskan hanyalah vendor atau mirroring.
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PDIP Putra Nababan dalam rapat itu mengaku dapat menerima penjelasan dari Nadiem terkait 'Tim Bayangan' di Kemendikbudristek.
"Terkait dengan tim mirrroring yang dibahas secara khusus oleh mas menteri, bukan shadowing tapi mirroring, dan sudah menghasilkan karya-karya. Saya juga mencatat beberapa karya yang sudah dihasilkan, termasuk sudah menyerap aspirasi dari para guru dan stake holder," kata Putra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu saya mengapresiasi juga peran dan kerja kementerian, dan mendapat apresiasi di United Nations atau PBB," imbuhnya.
Bukan hanya itu, Putra bahkan menyarankan apa yang telah dilakukan Nadiem itu bisa diterapkan pula di lembaga negara atau kementerian lain.
"Jadi ini adalah suatu kebanggaan, bahkan saya mendorong dalam semangatnya pemerintah Presiden Jokowi, agar yang dilakukan Kemendikbudristek ini jadi benchmark, best practice untuk kementerian lain," kata Anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta I tersebut.
Pada rapat kerja tersebut sebelumnya Nadiem mengklarifikasi pernyataannya soal tim bayangan atau 'shadow organization' yang beranggotakan 400 orang. Tim bayangan itu terlibat dalam mendesain produk produk kebijakan yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek.
Nadiem mengakui dirinya salah memilih padanan kata, ia menyebut tim bayangan yang dimaksud adalah vendor.
"Saya ada kesalahan dalam menggunakan kata 'shadow organization'. Yang saya maksudkan itu sebenarnya organisasi ini adalah mirroring terhadap kementerian kami," kata Nadiem.
Ia menjelaskan organisasi itu bekerjasama bersama setiap Dirjen di Kemendikbud Ristek untuk mengimplementasikan kebijakan melalui platform teknologi. Nadiem kemudian mengklaim tim bentukannya itu mendapatkan apresiasi dari negara lain pasalnya dinilai baik dalam mengatur birokrasi dalam kementerian.