Kisruh antara pihak pemerintah dengan asosiasi sepakbola Yunani (HFF) telah berlangsung lama bahkan sejak era 1990-an.
Semua bermula dengan pemerintah Yunani yang mengajukan proposal legislatif untuk menentukan kandidat wasit di kompetisi Yunani.
HFF memutuskan untuk melibatkan FIFA, dan membuat otoritas sepakbola dunia tersebut mengancam akan membekukan HFF jika pemerintah terus melakukan intervensi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman ini akhirnya membuat pihak pemerintah membatalkan proposal tersebut dan Yunani dapat berpartisipasi di Piala Dunia 1994 silam.
Akan tetapi, masalah berlanjut pada 1999. Pemerintah Yunani kembali berusaha campur tangan di dunia sepakbola dengan mengajukan aturan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mengawasi sarana dan infrastruktur pemerintah yang digunakan untuk kegiatan sepakbola.
Menyikapi hal tersebut, HFF kembali melibatkan FIFA. Tak ayal keikutsertaan Yunani di ajang Piala Dunia pun kembali berada dalam ancaman.
Namun pada April 2001, FIFA yang menjadi mediator antara pihak pemerintah Yunani dengan HFF akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa hubungan antara kedua pihak telah kembali normal, dan pemerintah bersedia mengatur peraturan mereka sesuai dengan statuta FIFA.
Akan tetapi tidak lama kemudian, kisruh dalam sepakbola Yunani kembali terjadi saat pemerintah berusaha untuk mengubah sistem pemilihan presiden HFF.
Hal ini membuat media Yunani berspekulasi alasan pemerintah 'ikut campur' dalam pemilu presiden HFF adalah keinginan pemerintah untuk 'meloloskan' kandidat dari partai konservatif.
Melihat situasi terakhir di Yunani tersebut, FIFA memberikan peringatan kepada Yunani hingga 15 Juli 2006 untuk membatalkan aturan pemilihan presiden HFF baru, yang akhirnya diabaikan oleh pemerintah Yunani.
Sikap pemerintah Yunani tersebut akhirnya membuat FIFA secara resmi membekukan HFF pada Juli 2006, namun pihak Yunani tetap tidak bergeming karena menganggap HFF menerima dana subsidi dari pemerintah.
Akan tetapi dengan adanya pembekuan FIFA, serta tekanan sosial dan politis akhirnya membuat Perdana Menteri Yunani untuk turun tangan.
Delapan hari setelah pihak FIFA membekukan HFF, pemerintah akhirnya merevisi peraturan mereka, yang akhirnya membuat FIFA membatalkan pembekuan HFF.