Para Petinggi FIFA Ditangkap, Sepp Blatter?

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Rabu, 27 Mei 2015 16:23 WIB
Presiden FIFA Sepp Blatter dipastikan tak termasuk di antara petinggi FIFA yang ditangkap polisi Swiss di Zurich.
Sebuah logo FIFA dengan latar depan Presiden FIFA Sepp Blatter. Blatter yang telah menjadi Presiden FIFA sejak 1998 sedang berupaya menjadi presiden kembali dalam pemilihan yang berlangsung pada Kongres FIFA di Zurich, 29 Mei 2015. (Photo by Philipp Schmidli/Getty Images)
Zurich, CNN Indonesia -- Berdasarkan permintaan dari kejaksaan Amerika Serikat, otoritas hukum Swiss akhirnya meminta polisi Zurich untuk menangkap petinggi FIFA di tempat mereka menginap hotel bintang lima Baur au Lac, Rabu (27/5) dini hari WIB.

Dalam pernyataan resmi, kantor hukum federal Swiss (FOJ) mengungkapkan ada enam petinggi FIFA yang ditangkap di hotel tersebut. Namun, seperti dilansir CNN, ada 14 orang yang ditangkap polisi di tempat para petinggi itu menginap jelang Kongres FIFA akhir bulan ini.

Tak ada pengungkapan identitas dari FOJ maupun kejaksaan AS, namun media-media barat melaporkan di antara mereka terdapat wakil presiden FIFA, Jeffrey Webb.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca kisahnya Tak Hanya Wapres FIFA, Webb Rangkap Banyak Jabatan

Seperti dilansir Guardian, selain Webb, mereka yang ditangkap polisi Zurich adalah mantan wakil presiden FIFA Jack Warner dan anggota eksekutif FIFA Eugenio Figueredo.

Blatter Tak Termasuk yang Ditangkap

FIFA akan menggelar kongres untuk memilih kepemimpinan yang baru dalam Kongres pada 29 Mei nanti. Presiden FIFA saat ini Sepp Blatter akan berjuang untuk terpilih yang kelima kalinya. Pria asal Swiss itu akan bertarung dengan kandidat lain yaitu Pangeran Ali dari Yordania.

Blatter sendiri dipastikan tak berada di antara petinggi FIFA yang ditangkap tersebut. Juru Bicara FIFA Walter de Gregorio memastikan pria yang telah menjabat sejak 1998 itu tak terlibat dengan skandal korupsi, suap, serta penyalahgunaan kekuasaan tersebut.

"Kami sedang mencoba memperjelas atas situasi ini," tukasnya tanpa berkomentar banyak seperti dikutip CNN.

Meskipun begitu, penangkapan yang dilakukan otoritas hukum Swiss atas permintaan kejaksaan AS itu akan membuka peluang untuk menjerat pelaku skandal lainnya.

Lantas bagaimanakah Blatter? karena mereka yang ditangkap adalah para tokoh yang dekat dengan Blatter dan Biro Investigasi Federal (FBI) AS telah menyelidiki tentang skandal di FIFA itu selama tiga tahun terakhir.

Para petinggi yang ditangkap polisi Swiss itu pun rencananya akan diekstradisi ke negara Paman Sam.

"Dia (Blatter) tidak terlibat sama sekali," tegas De Gregorio seperti dilansir Guardian.

Blatter dan Amerika Serikat

Posisi Blatter sendiri tak pernah lepas dari goyangan rumor skandal sejak ia menjadi Presiden FIFA pada 1998. Saat itu, Blatter yang semula menjabat Sekretaris Jenderal FIFA, disinyalir terlibat pembelian suara untuk mengganti Presiden FIFA sebelumnya, Joao Havelange.

Seperti dilansir Reuters, Michel Zen-Ruffinen mengungkapkan tentang hal itu pada 2002 silam setelah ia dipecat dari jabatan sebagai Sekjen FIFA pascamengkritik Blatter.

Selama menampuk kepresidenan FIFA, Blatter kerap selamat dari tudingan skandal termasuk penyuapan dalam bidding tuan rumah Piala Dunia 2022 yang dimenangkan Qatar. Demi membersihkan nama FIFA, seorang pengacara Amerika Serikat (AS), Michael Garcia, diberi tugas sebagai penyidik independen untuk menyelidiki tuduhan suap dalam bidding tuan rumah Piala Dunia.

Namun, hingga saat ini FIFA menolak untuk mempublikasikan laporan Garcia dan memilih untuk merilis intisari laporan setebal 42 halaman. Garcia mengatakan, intisari tersebut justru mengaburkan hasil penyelidikannya dan ia kemudian mengundurkan diri dari Komite Etik FIFA.

Menurut Washington Post, beberapa hal yang tidak dituliskan pada intisari FIFA ditengarai adalah kritik terhadap Blatter dan eksekutif FIFA lain yang sebelumnya belum pernah menerima kritik.

Sudah hampir tiga setengah tahun presiden FIFA, Sepp Blatter, belum menginjakkan kaki lagi di negara Amerika Serikat. Menurut media olahraga ESPN, salah satu penyebab hal ini adalah demi menghindari penyelidikan FBI.

Pada November lalu, terkuak kabar FBI selama tiga tahun terakhir sedang menyelidiki tentang korupsi di tubuh FIFA, terutama terkait dengan proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang diberikan kepada Rusia dan Qatar.

Penyelidikan FBI bisa membawa implikasi serius kepada pihak-pihak terkait dan bahkan berujung tuntutan hukum. Hal ini yang dikabarkan menjadi alasan Blatter tak mau menginjakkan kaki ke Amerika Serikat. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER