Jakarta, CNN Indonesia -- Sanksi FIFA masih mengancam Indonesia akhir pekan ini. Hal itu dikarenakan Kemenpora belum juga mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI hingga satu hari jelang Kongres FIFA di Zurich, Swiss, Jumat (29/5).
"Kami sudah ajukan soal diterimanya gugatan PSSI di PTUN ke FIFA, tapi itu bukan dasar yang kuat. Yang mereka inginkan SK pembekuan dicabut," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Erwin Dwi Budiawan, saat dihubungi oleh
CNN Indonesia, Kamis (28/5) siang.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Tony Aprilani, mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi dengan pihak FIFA melalui ketua umum La Nyalla Mattalitti dan wakil ketua Hinca Panjaitan yang menghadiri kongres di Zurich.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kacamata FIFA kenapa PSSI yang diundang? Karena FIFA mengakui anggotanya. Tanggal 29 Mei, surat pencabutan harus sudah ada," ucap Tony.
"Kalau posisi seperti ini, meski gugatan sudah dikabulkan, FIFA
kan tidak tahu prosesnya bagaimana di Indonesia. Kemungkinan besar kita masih bisa terkena sanksi," katanya.
Dampaknya, kata Tony, Indonesia akan terkucilkan dari dunia sepak bola.
"Pemain kita yang di luar juga tidak bisa main, harus kembali pulang. SEA Games dan Asian Games juga tidak bisa kita ikuti," ucapnya.
Ketika ditanyakan mengenai langkah PSSI jika Indonesia benar-benar terkena sanksi, Tony mengatakan, "Kita tetap jalankan program dan mungkin bikin turnamen tarkam (antar kampung)."
Perseteruan antara Kemenpora dan PSSI sempat mereda setelah kedua pihak bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (25/5).
Di hari yang sama, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur juga mengeluarkan putusan sela agar Kemenpora mencabut SK pembekuan sesuai gugatan PSSI.
(har/har)