Presiden FIFA Dihujat, Sang Putri Membela

London, CNN Indonesia -- Sepp Blatter yang terus dihujani kritik lantaran diduga mengetahui dan terlibat kasus korupsi yang melibatkan para petinggi FIFA, dibela putri tercintanya.

Pilihan Redaksi Bayar 10 Juta Dolar ke Eks Wapres FIFA, AfSel Bantah Menyuap Tiga Cara Petinggi FIFA Lepas dari Jerat Ekstradisi Tahu Ada yang Tak Beres, FIFA Tetap Tunjuk AfSel

Corinne Blatter mengatakan ayahnya hanyalah korban dari sebuah konspirasi. "Saya tidak bilang mereka Amerika Serikat atau Inggris, tapi jelas mereka bermain di balik layar. Pasti!" kata Corinne seperti dikutip dari ESPN.

Menurut Corinne, kelompok yang berusaha mendongkel Blatter dari kursi kekuasaannya itu sudah berulang kali melakukan usaha tersebut. Ia menyebutkan mereka melakukannya sejak September dan Oktober tahun lalu.

"Bagaimana mungkin UEFA yang mengklaim konfederasi terkuat, tapi tak menempatkan satu calon pun?"

Sang putri tak menyanggah jika ayahnya melakukan kesalahan. Tapi ia sangat meyakini bahwa ayahnya tak mengambil sepeser pun dari uang yang disebut-sebut dalam tuduhan.

Corinne melihat ayahnya sebagai sosok pekerja keras. Ia pun menegaskan bahwa semua uang yang diperoleh ayahnya selama ini, merupakan hasil kerja kerasnya sebagai presiden FIFA.

Semua tuduhan yang dialamatkan kepada Blatter, menurut Corinne, semata hanya lantaran ingin ia melepas jabatannya. Namun ia berani memastikan, dalam dua hingga tiga minggu ke depan, pemberitaan soal ini akan berhenti dengan sendirinya. "Dan ia (Blatter) bisa bekerja dengan normal lagi."

Sebelumnya, penyidik Amerika Serikat telah menemukan indikasi penyuapan pada awal tahun 2000. Pemerintah Afrika Selatan diketahui menjanjikan 10 juta dolar AS kepada mantan wakil presiden FIFA, sekaligus presiden CONCACAF, Jack Warner.

Blatter sendiri mempersilakan investigasi terus dilakukan. "Biarkan investigasi terus berjalan. Jelas saya tidak terlibat."

Sementara itu, Standard Chartered Bank mengonfirmasi pihaknya akan melakukan investigasi internal terkait kasus ini. Sementara HSBC yang juga disebut dalam hasil investigasi tersebut masih belum menyatakan sikapnya. (vri)