Mantan Menantu Joao Havelange Terkait Pencucian Uang

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Selasa, 02 Jun 2015 10:00 WIB
Ricardo Teixeira, mantan pemimpin federasi sepak bola Brasil selama 23 tahun, terkait skandal pencucian uang dan juga penghindaran pajak.
Skandal korupsi FIFA membuat tujuh petinggi otoritas sepak bola dunia tersebut ditangkap oleh kepolisian Swiss. (CNN Indonesia/foto olahan)
Rio de Janeiro, CNN Indonesia -- Mantan presiden asosiasi sepak bola Brasil (CBF), Ricardo Teixeira, menghadapi tuntutan pencucian uang dan penghindaran pajak, demikian sumber kepolisian Brasil mengatakan pada Senin (1/6) dengan skandal suap berskala besar kini membuat sepak bola Brasil sedang dalam sorotan dunia.

Penerus Teixeira sebagai pemimpin CBF, Jose Maria Marin, bersama enam petinggi FIFA lainnya juga ditahan pada Rabu (27/5) lalu oleh kepolisian Swiss atas tuduhan korupsi dan suap pada turnamen-turnamen yang diselenggarakan di zona CONMEBOL dan CONCACAF.

Sumber dari kepolisian federal, yang meminta agar namanya tidak disebutkan karena ia tidak berwenang mengatakan tentang kasus tersebut, berkata bahwa hasil penyelidikan terhadap rekening bank Teixeira menunjukkan ia terlibat pencucian uang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teixeira belum menerima surat tuntutan resmi dari hakim.  

Teixeira, mantan menantu dari salah satu orang terkuat dalam dunia sepak bola dan presiden FIFA, Joao Havelange. tidak bersedia memberikan komentar.

Pada 2012 lalu, Teixeira telah meninggalkan federasi sepak bola Brasil setelah menerima hujanan kritikan atas kacaunya persiapan Piala Dunia 2014 yang berlangsung di negara Amerika Selatan tersebut.

Penyelidikan polisi juga menunjukkan bahwa ia telah menerima suap jutaan dolar dari perusahaan pemasaran olahraga. Namun, Teixeira menolak tuduhan itu dan berkata bahwa ia tidak melakukan kesalahan papapun.

Pada 2001 silam, Kongres Brasil juga pernah membuka penyelidikan atas kontrak kerja sama antara federasi sepak bola Brasil dan Nike. Hasilnya, Teixeira yang saat itu memimpin CBF diminta untuk mengundurkan diri karena ditemukan berbagai kejanggalan.

Kontrak antara Nike dan CBF bernilai US$ 300 juta dan disepakati pada 1996, ketika Teixeira sedang menjabat presiden federasi sepak bola Brasil -- Teixeira naik pada 1989.

Pekan lalu, senat Brasil yang dipimpin oleh Romario juga memutuskan adanya penyelidikan baru terhadap korupsi di sepak bola Brasil.
 

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER