Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Etik Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya resmi menjatuhkan hukuman kepada mantan ketua umum PSSI yang kini menjadi dewan kehormatan, Djohar Arifin, Rabu (8/7).
Dalam keputusannya Komite Etik PSSI menghukum Djohar pelarangan seumur hidup untuk beraktivitas dalam kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI, AFC, dan FIFA, karena dianggap menyalahi kode etik otoritas sepak bola Indonesia tersebut.
Djohar disidang karena dirinya menghadiri undangan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), 23 Juni lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait sanksi yang diberikan oleh Komite Etik PSSI, Djohar merasa hukuman tersebut terbilang aneh dalam pandangannya.
"Lelucon apa lagi ini?" ujar Djohar saat dihubungi CNN Indonesia.
"Sekarang saya bukan lagi pengurus PSSI dan saya diundang Kemenpora sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Masak pengurus sekarang bisa menghukum pengurus sebelumnya?"
Djohar kemudian menyinggung tentang surat panggilan Komite Etik yang tak pernah diterimanya.
"Anehnya lagi secara fisik saya tak pernah menerima undangan sidang. Mana bukti tanda terimanya?" kata Djohar bertanya.
Lebih lanjut, Djohar juga tidak akan melakukan banding terhadap putusan PSSI, karena menurutnya keputusan tersebut tidak diakui oleh pemerintah.
Selain itu Djohar juga menegaskan dirinya akan tetap terlibat di dunia sepak bola Indonesia.
"Saya akan terus berusaha memajukan sepak bola Indonesia," ujar Djohar berjanji.
Sidang Djohar sendiri sebenarnya sempat diadakan pada Kamis (2/7) lalu, namun Komite Etik menunda keputusan karena ketidakhadiran pria berusia 64 tahun tersebut.
"Kami telah menunggu 25 menit, tapi tidak ada konfirmasi dari Djohar," ujar Ketua Komite Etik PSSI, TM Nurlif, saat itu.
"Jadi kami sepakat hanya melakukan pembahasan terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Djohar."
(ptr/ptr)