Presiden AFC Ingin Bagi FIFA Jadi Dua

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Jumat, 01 Jan 2016 10:59 WIB
Presiden AFC Sheikh Salman ingin membagi organisasi FIFA jadi dua agar terjadi akuntabilitas tinggi dan tak ada tumpang tindih kepentingan.
Foto: Stanley Chou
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa ingin membagi organisasi sepak bola dunia (FIFA) menjadi dua bagian.

Hal itu, kata pria yang juga menjadi kandidat dalam pemilihan presiden FIFA pada Februari mendatang, untuk mengatasi bobrok yang membuat FIFA terbelit skandal keuangan para pejabat teras seperti yang dialami saat ini.

Pemilihan presiden FIFA akan diselenggarakan dalam kongres pada 26 Februari mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kongres itu digelar lebih cepat setelah Sepp Blatter memutuskan akan menyerahkan mandatnya kepada Kongres sekitar sepekan setelah ia terpilih kembali untuk periode kelima pada Mei tahun lalu. Blatter memutuskan itu karena tekanan akibat skandal keuangan yang melibatkan para pejabat teras dan anggota Komite Eksekutif FIFA.

Sheikh Salman yang berasal dari Bahrain itu ingin membagi organisasi FIFA jadi dua bagian.

Dua bagian itu adalah yang bertanggung jawab atas pemerintahan yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dan kejuaraan, serta bagian yang bertanggung jawab terhadap bisnis-bisnis FIFA.

Bagian kedua ini akan mengurus segala urusan komersial, finansial, hingga pendanaan untuk kegiatan FIFA.

“Hanya dengan pemisahan secara ketat generasi keuangan dan pengawasan semua aliran pengeluaran kami bisa menjamin kelahiran kembali dari FIFA yang baru dan bertanggung jawab, serta korporasi bagi para warga negara yang bertanggung jawab yang patut menghormati semua orang,” demikian pernyataan resmi Salman yang dikutip dari Reuters.

Sebanyak 209 asosiasi sepak bola negara anggota FIFA akan memilih presiden baru dalam Kongres yang akan kembali digelar di Zurich, Swiss, pada 26 Februari 2016. Blatter yang memutuskan akan menyerahkan mandat tak bisa melakukannya secara nyata. Pasalnya posisi Blatter dari kursi Presiden telah dicabut setelah Komite Etik FIFA pada bulan lalu menjatuhkan sanksi skorsing selama delapan tahun. Blatter tak sendirian, karena Presiden UEFA Michel Platini juga mendapat hukuman yang sama.

Hukuman itu telah menghabiskan kesempatan Platini untuk mencalonkan diri jadi Presiden FIFA. Kedua orang itu dihukum Komite Etik karena pembayaran dana yang tak bisa dibuktikan.


“FIFA harus direstrukturisasi dari atas ke bawah untuk mengatasi penyakit yang sekarang. Tak kurang satu pun perbaikan organisasi yang komplet serta mengenalkan mekanisme kontrol yang ketat. Itu akan memungkinkan kita untuk memulai kembali FIFA secara keseluruhan,” kata Salman.

Salman pun berjanji dirinya tak akan mengambil peran di luar peran anggota eksekutif serta tak akan menerima gaji dari jabatannya sebagai presiden FIFA kelak. Tak hanya itu, Salman pun bersumpah kepemimpinannya akan mendengarkan setiap saran dan kritik dari bawah dan luar.

Ia pun menjamin, para pelaku skandal keuangan yang telah ditangkap atau didakwa otoritas keamanan Amerika Serikat maupun Swiss tidak merepresentasi FIFA secara keseluruhan.

“FIFA bukanlah mereka 40 individu bodoh yang telah didakwa, ditangkap, atau sudah dihukum atas berbagai tuduhan. FIFA adalah di atas semua kelompok 400 staf yang kuat dari 40 negara yang menderita akibat kekacauan yang disebabkan segelintir orang yang hanya sedikit dari organisasi ini,” tukas Salman. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER