Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino, berambisi menggantikan Sepp Blatter sebagai Presiden FIFA, dalam Kongres Luar Biasa pada Jumat (26/2). Blatter dihukum delapan tahun larangan aktif di sepak bola karena tuduhan korupsi.
Infantino pun menyatakan bahwa pemilihan Presiden FIFA tidak bisa ditunda lagi. Sebelumnya, usul penundaan Kongres Luar Biasa diajukan oleh salah satu calon Presiden FIFA lainnya, Pangeran Ali bin Al-Hussein.
Kandidat asal Yordania itu meminta agar bilik suara pemilihan dibuat secara transparan. Namun, komisi pemilihan FIFA menolak usulan Pangeran Ali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Presiden Presiden FIFA dari AFC itu pun mengajukan permohonan kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) agar pemilihan Presiden FIFA ditunda. CAS baru akan mengumumkan keputusannya, Kamis (25/2).
"Kita semua telah menyaksikan dalam beberapa bulan terakhir tentang apa yang terjadi di sekitar FIFA. Sesungguhnya citra dan reputasi FIFA berada di titik yang terburuk," kata Infantino seperti yang dikutip dari BBC Sport, Rabu (24/2).
Menurutnya, momen pemilihan Presiden FIFA ini menjadi titik tolak untuk melakukan pembenahan di organisasi sepak bola dunia. "Reformasi harus dilaksanakan," ujar pria berkepala plontos tersebut.
"Jika kita tidak melakukannya sekarang untuk mengembalikan citra dan reputasi dari FIFA serta meningkatkan pengembangan dari sepak bola di dunia, maka saya tidak melihat ada masa depan di FIFA."
Blatter dan Presiden UEFA, Michel Platini, dihukum pada Desember lalu dari segala aktivitas sepak bola selama delapan tahun.
Ketika ditanyakan apakah FIFA perlu dibekukan sementara, Infantino berpikir bahwa itu bukan ide yang baik.
Menurutnya, FIFA harus berjalan kembali dengan suatu cara yang baru. "Saya pikir sepak bola akan selalu ada," katanya.
(bac)