Kecepatan Liliyana Natsir Terus Diasah Jelang Olimpiade

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jul 2016 17:36 WIB
Richard Mainaky menyebutkan Liliyana Natsir berusaha keras mengembalikan kecepatannya di depan net yang sempat hilang dalam beberapa turnamen terakhir.
Kecepatan Liliyana Natsir di depan net belakangan menghilang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih ganda campuran bulutangkis Indonesia, Richard Mainaky, menyebutkan Liliyana Natsir berusaha keras mengembalikan kecepatannya di depan net yang sempat hilang dalam beberapa turnamen terakhir.

Liliyana dikenal dengan akurasi pukulan dan kecepatan reaksi di depan net. Hal itulah yang membuat pasangan Tontowi Ahmad mampu bertahan di persaingan level elite selama satu dekade terakhir.

Namun seiring dengan usianya yang sudah menginjak 31 tahun, kecepatannya menurun lantaran faktor umur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, kecepatan Liliyana memang menunjukkan penurunan dalam beberapa turnamen terakhir. Hal itu tak bisa dimungkiri lantaran usianya yang terus bertambah."

"Namun untuk Olimpiade ini, Liliyana benar-benar menunjukkan tekad kuat untuk mengembalikan kecepatannya pada level terbaiknya," kata Richard seusai memimpin latihan.

Sebelumnya, Richard memberikan toleransi bagi Liliyana untuk tak mengikuti porsi latihan seperti para juniornya.

"Biasanya saya berikan kelonggaran, namun kali ini Liliyana benar-benar memaksakan diri untuk bisa 100 persen mengikuti program latihan saya."

"Dia tahu ini adalah kesempatan terakhir bagi dirinya untuk berprestasi di Olimpiade jadi dia tak mau menyia-nyiakan hal ini," tutur Richard.

Kesungguhan tekad Liliyana untuk mengembalikan kecepatannya di net pun mulai menunjukkan hasil.

"Saya sudah lihat cara dia main di depan net dan kecepatannya menyerupai kecepatan terbaiknya dulu," kata Richard.

Bimbingan Psikolog

Selain persiapan teknik, duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga mendapat bimbingan psikolog dalam masa persiapan menuju Olimpiade ini.

Dalam dua turnamen terakhir, Indonesia Super Series Premier dan Australia Super Series, komunikasi Tontowi/Liliyana yang kurang baik di lapangan jadi salah satu sebab kegagalan mereka bersinar dan meraih gelar juara.

"Sebagai pelatih, saya sudah tahu kendala yang mereka hadapi, namun dengan kehadiran psikolog, solusi atas pemecahan masalah tersebut lebih mengena di hati mereka. Jadi Tontowi/Liliyana lebih termotivasi dan lebih bersemangat," ujar Richard. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER