Denpasar, CNN Indonesia -- Juara Dunia Pencak Silat asal Singapura, Sheik Farhan bin Sheik Alau'ddin, mengaku jatuh cinta dengan olahraga bela diri asli Indonesia tersebut sejak ia masih balita.
Farhan bercerita bahwa ia mengagumi dan jatuh hati pada bela diri tradisional Indonesia ini sejak 15 tahun lalu, saat usianya masih tiga tahun. Laki-laki yang kini berusia 18 tahun tersebut belajar dari sang ayah yang merupakan pemilik perguruan Grasio di Singapura.
"Dari kecil saya latihan silat, lama-lama saya gabung timnas pada 2006 sampai sekarang. Bapak juga sering juara Pencak Silat, dia mau saya jadi seperti dia. Sehari-hari saya berlatih silat," kata Farhan kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farhan berlatih silat selama enam hari dalam satu minggu. Dalam sehari ia berlatih dua kali dengan masing-masing sesi latihan berlangsung selama dua jam.
Kerja keras Farhan sejak kecil akhirnya terbayar ketika ia sukses jadi pesilat terbaik di dunia pada 2015 lalu.
"Saya sudah jadi juara dunia pada 2015, itu juara dunia pertama saya. Sekarang target saya mempertahankan gelar tersebut dan juga ingin menang SEA Games," kata pesilat peraih perunggu pada SEA Games 2015 tersebut.
Farhan mengakui para pesilat Indonesia merupakan salah satu pesilat terbaik yang ada di dunia.
"Saya tidak banyak pengalaman lawan atlet Indonesia. Akan tetapi dari pesilat-pesilat yang pernah saya lawan, saya rasa Indonesia merupakan salah satu tim terbaik dalam dunia silat. Indonesia salah satu yang terbaik selain Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Thailand," kata atlet yang juga mahasiswa Politeknik dari Nanyang Technological University tersebut.
Delegasi Singapura mengirimkan 24 pesilat untuk tampil dalam kejuaraan dunia ke-17 tersebur dan Festival Pencak Silat yang akan dihelat pada 6-8 Desember nanti. Farhan bermain di Kelas Tanding J atau 90-95 kilogram.
(ptr/jun)