Pelatih 56 tahun ini baru menjajaki kompetisi sepak bola di Eropa sejak tahun lalu, saat ditunjuk menjadi pengganti Unai Emery di Sevilla.
Sebelumnya Sampaoli adalah pelatih timnas Chile yang sukses membawa negara tersebut dua kali beruntun menjuarai Copa America, yakni Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016.
Di tangannya, Sevilla tetap mampu bertahan di papan atas La Liga meski ditinggal Unai Emery yang membawa klub itu hattrick trofi Liga Europa. Saat ini Sevilla ada di peringkat tiga La Liga terpaut lima angka dari Barca di puncak klasemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentang hubungannya dengan Barcelona, seperti dikutip dari
ESPN FC, Sampaoli sempat secara terbuka mengaku tertarik melatih
Blaugrana saat ada kesempatan itu. Dia pun terang-terangan memuji bintang Barca, Lionel Messi.
Itu cukup untuk menjelaskan bahwa pria berkepala plontos itu siap guna memaksimalkan sang bintang bila ditunjuk Bartomeu.
Namun, terlalu memuja Messi bisa menjadi bumerang. Pasalnya, itulah yang sempat dikeluhkan Enrique saat kapten timnas Argentina tersebut absen.
Hal lain yang membuat Sampaoli pantas diperhitungkan adalah agresifitas tim yang ia arsiteki. Sevilla di tangan Sampaoli adalah sebuah tim yang menyerang selama 90 menit.
Salah satu hal positif untuk menerka kiprah Sampaoli adalah perannya memanfaatkan trio MSN (Messi-Suarez-Neymar) dan filosofi tiki-taka.
Mantan pelatih Valencia dan juga asisten manajer Liverpool, Pako Ayestaran, menilai Sampaoli telah menyetir Sevilla dengan hasrat untuk menikmati sepak bola lewat permainan menyerang.
"Dia yakin tim yang berkarakter menyerang, terus maju dengan hasrat, adalah langkah terbaik untuk mendapatkan hasil bagus," tulis Ayestaran yang dikutip dari
Independent pada sepekan lalu.
Selanjutnya Ernesto Valverde...