Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC Sumardji mengungkapkan alasan klubnya pindah ke Solo, Jawa Tengah, karena ingin memiliki homebase permanen ke depannya.
"Jadi begini, tidak ada alasan yang mendasar atas kepindahan kami. Pertama, di situasi pandemi ini kan diharapkan klub bisa melakukan kegiatan atau aktivitas pertandingan dengan baik," jelas Sumardji melalui sambungan telepon, Jumat (27/11).
Lihat juga:Profil Ray Corona, Wasit Tyson vs Jones |
"Dengan situasi ini Jakarta juga tidak bisa. Tetapi kami mencari alternatif tempat, salah satunya ke Jawa Tengah, Solo di mana akses ke mana-mana mudah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumardji membantah Stadion PTIK Jakarta yang selama ini menjadi markas The Guardian tidak memenuhi syarat, sehingga membuat mereka pindah ke Solo.
"Bukan juga karena PTIK tidak bisa. PTIK bagus. Tapi ini semangatnya Stadion Manahan yang menurut saya sudah bagus banget, sayang kalau tidak ada klub yang bermarkas di situ. Perawatan stadionnya akan kurang. Sebab dengan kehadiran sepak bola, otomatis menghidupkan perekonomian kreatif," ungkapnya.
![]() |
Lebih jauh Sumardji mengungkapkan pihaknya berharap Bhayangkara FC bermarkas di Solo benar-benar bisa permanen. Itu pula yang mendasari nama Bhayangkara FC berubah menjadi Bhayangkara Solo FC sebagai nama baru klub juara Liga 1 2017 itu.
"Sama Solo FC ini menurut saya perkawinan cepat dengan Bhayangkara FC. Dan perkawinan ini aspirasi, pesan dari Rektor UNS, Wali Kota Solo. Dulu di Solo ada klub besar Arseto, kami berharap bisa membawa kebanggaan yang sama dan mengembalikan kejayaan Arseto Solo ke Bhayangkara Solo FC," ujar Sumardji.
Secara legalitas, Sumardji menerangkan, Bhayangkara FC masih berada di bawah Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur. Hal itu mengingat saat pertama kali terbentuk, Bhayangkara FC bernama Bhayangkara Surabaya United pada April 2016 sebelum kemudian pindah ke Jakarta di tahun yang sama.
"Saya sudah diskusi dengan Sekretaris Asprov Jawa Tengah. Kemungkinan kami akan pindahkan semua pembinaan usia dini dan akan kami pusatkan di Solo. Otomatis kalau Asprov pindah, pembinaan sepak bola di berbagai level usia level harus digelar, konsekuensinya itu," terang Sumardji.
(ttf/osc)