Barito Putera memutuskan mengirim Yudha Febrian ke pesantren sebagai bentuk pembinaan atas aksi indisipliner yang dilakukan pemain berusia 18 tahun tersebut.
Barito menilai pelanggaran indisipliner yang dilakukan Yudha mesti disikapi dengan bijak dan bukan dalam bentuk hukuman keras. Hal itu diputuskan setelah manajemen Barito berjumpa Yudha dan ayahnya.
"Sebagaimana selayaknya sebuah keluarga, kita sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan pembinaan bukan dalam bentuk hukuman."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dari Barito memberikan tindakan yang sifatnya membina dengan cara mengirimkan Yudha ke pesantren. Harapan kita tindakan yang kita ambil ini bisa membuat Yudha lebih baik lagi, memperbaiki diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi," ucap CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman dikutip dari akun instagram milik Barito Putera.
Meski mengirim Yudha ke pesantren, Barito Putera tidak lupa menyertakan program latihan agar kondisi fisik Yudha sebagai pesepakbola tetap terjaga.
"Selain dibina oleh pengasuh pesantren, Yudha juga dapat latihan dari pelatih yang kami siapkan khusus mendampinginya di pesantren," kata Hasnur.
Yudha bersama Serdy Ephy Fano melakukan tindakan indisipliner berupa keluar malam ketika sedang menjalani pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia U-19. Hal itu berujung pencoretan keduanya dari skuad.
"Saya meminta maaf kepada keluarga besar Barito Putera, Timnas Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia atas kesalahan yang telah saya perbuat. Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi, ini menjadi pelajaran buat saya sebagai pemain," tutur Yudha.
Dalam beberapa hari terakhir, video dugem Serdy dan Yudha viral di media sosial. Bhayangkara FC sendiri memutuskan memecat Serdy.
(ptr/jal)