Jakarta, CNN Indonesia --
Duel di Stadion Anfield pada Minggu (17/1) bisa jadi waktu yang tepat bagi Manchester United membuat malu Liverpool.
Banyak pihak menilai, klub yang bermarkas di Old Trafford itu belum punya amunisi yang cukup dalam menjungkalkan juara bertahan.
Bagaimanapun kondisi kedua tim jelang laga krusial akhir pekan ini di pekan ke-18 Liga Inggris, Liverpool tetap lebih diunggulkan atas Man Utd.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Performa pada sejumlah pertandingan terakhir di Premier League disebut tidak lantas jadi patokan tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu dijagokan menang atas The Reds.
Man United masih labil, ditambah lagi mereka tidak bisa menang melawan big six di musim ini. Dengan begitu, nyaris tidak ada alasan bagi MU akan menang juga lawan Liverpool.
Makin parah lagi dengan banyak cerita sedih yang meremehkan MU di sepanjang musim ini hingga jelang duel melawan Liverpool.
Mulai dari pernah di papan bawah, Solskjaer yang dianggap lebih layak jadi guru olahraga, sampai dengan raja penalti.
Suporter Liverpool jadi salah satu yang mengejek pelatih kelahiran Norwegia itu cocok jadi guru pendidikan kesegaran jasmani ketimbang klub besar seperti MU.
 MU tidak terkalahkan dalam 11 laga terakhir di Liga Inggris. (AP/Carl Recine) |
Terakhir, pelatih Liverpool Jurgen Klopp juga sempat memantik perang urat syaraf jelang laga ini, dengan menyebut Man United lebih banyak mendapatkan penalti di era Solskjaer.
Tudingan itu dilontarkan Klopp usai Liverpool kalah 0-1 dari Southampton. Menurut Klopp, penalti yang diberikan kepada Setan Merah lebih banyak ketimbang penalti Liverpool di era pelatih asal Jerman itu.
Usai serangan bertubi-tubi tersebut dan sejumlah cerita sedih pada musim ini, MU bisa bisa memiliki akhir yang indah jika Setan Merah menang atas Liverpool.
[Gambas:Video CNN]
Kompetisi memang belum berakhir, MU juga belum tentu juara, tapi kemenangan nanti akan jadi waktu yang tepat bagi The Red Devils mempermalukan Liverpool terkait tudingan-tudingan dari kubu klub asal Kota Pelabuhan itu.
Ketika Klopp memunculkan psywar tersebut, mantan pelatih Borussia Dortmund itu dalam momen yang tepat, karena Liverpool akan berduel dengan MU dalam laga krusial. Sayangnya, Solskjaer bukan Jose Mourinho yang tidak terpancing dengan provokasi tersebut.
Meski sempat kalah 0-2 dari Man City di Piala Liga Inggris, MU bisa bangkit dengan menang 1-0 atas Burnley dan mendepak Liverpool dari puncak klasemen.
Pencapaian MU itu sedikit menyakitkan bagi Liverpool yang notabenenya juara bertahan dan kembali dijagokan sebagai kandidat juara musim ini. Sakit tersebut bisa makin parah dengan malu yang diberikan MU jika menang di Anfield.
MU underdog, tapi sebenarnya tetap punya potensi besar menjungkalkan Liverpool. Secara mental, Man Utd lebih percaya diri ketimbang tuan rumah.
Setan Merah datang ke Anfield dengan catatan tidak terkalahkan dalam 11 pertandingan di Premier League, dengan 9 di antaranya meraih kemenangan. Sementara Liverpool, tidak menang dalam tiga pertandingan terakhir.
Karena itu, Jordan Henderson dan kawan-kawan tidak boleh memandang remeh MU dalam laga nanti. Naik turun performa MU di musim ini bisa membuat penampilan mereka di Anfield nanti sulit ditebak Jurgen Klopp.
MU pernah dalam posisi terpuruk di musim ini ketika dihajar Tottenham Hotspur 1-6 di Old Trafford. Tetapi setelah itu membungkam Newcastle United yang berada di atasnya di klasemen 4-1 lalu mempermalukan Paris Saint-Germain di 2-1 di Liga Champions.
Ketika diremehkan, Manchester Merah juga membuat kejutan dengan menang telak 5-0 atas RB Leipzig di Liga Champions. Meski akhirnya gagal lolos ke babak 16 besar dan turun kasta ke Liga Europa.
Kejutan-kejutan itu yang membuat MU tidak boleh dipandang sebelah mata. Kejutan tersebut juga yang bisa membuat Man Utd di puncak klasemen saat ini.
Tanpa diunggulkan dan secara mental dalam posisi lebih siap, MU memiliki kondisi yang berbanding terbalik dengan Liverpool.
The Reds dalam tekanan. Diunggulkan dan berstatus juara bertahan membuat Liverpool dituntut memenangi laga ini. Jika salah mengantisipasi, target tersebut bisa menjadi beban bagi Mohamed Salah cs dan kehilangan fokus yang akhirnya berujung kekalahan.
Beban itu tidak saja milik pemain, tetapi juga Jurgen Klopp sebagai pelatih. Klopp masih kehilangan dua bek tengah murni akibat cedera panjang, Joe Gomez dan Virgil van Dijk.
Melawan MU yang sedang dalam performa baik menuntut Klopp menurunkan komposisi yang sama bagusnya di lini belakang.
Klopp mempunyai pengalaman buruk dalam bereksperimen saat memainkan Jordan Henderson melawan Southampton yang akhirnya membuat Liverpool kalah 0-1.
[Gambas:Video CNN]
Dalam pertandingan penting ini Liverpool masih tanpa bek murni yang berpengalaman. Kualitas dua pemain muda Rhys Williams dan Nathaniel Phillips masih diragukan saat menghadapi tim-tim besar.
Jika mengedepankan faktor pengalaman, pelatih asal Jerman itu kemungkinan besar akan menduetkan Henderson dan Fabinho lagi di jantung pertahanan.
Joel Matip sendiri dikabarkan sudah pulih. Tetapi mantan bek FC Schalke itu tidak tampak dalam sesi latihan baru-baru ini, sehingga membuat situasinya kembali diragukan bermain melawan MU.
MU yang memiliki waktu istirahat lebih sedikit dibanding Liverpool (delapan hari) punya kedalaman skuad yang lebih bagus.
 Liverpool punya waktu istirahat lebih panjang dibanding MU. (AP/Rui Vieira) |
Di sektor pertahanan Solskjaer punya banyak pilihan: Eric Bailly, Victor Lindelof, Harry Maguire, dan Axel Tuanzebe. Gelandang Paul Pogba juga sudah pulih.
Hanya Anthony Martial yang kondisinya masih diragukan, tetapi kabar terakhir striker asal Prancis itu tidak mengalami cedera parah saat melawan Burnley. Selain itu MU juga punya Edinson Cavani yang bisa tampil apik sebagai pemain pengganti.
Apabila MU yang memiliki pemain komplet bisa tampil maksimal, maka kekalahan bagi Liverpool dalam laga nanti hanya tinggal menunggu waktu wasit meniup peluit panjang.
Momen bagi MU mempermalukan Liverpool itu tercatat dalam laga-laga The Reds belakangan. Dalam lima pertandingan terakhir di Premier League, Liverpool kehilangan 7 dari potensi 15 poin.
Bahkan, pada tiga pertandingan terakhir saat Liverpool gagal menang semuanya terjadi melawan tim-tim di luar papan atas: West Brom (posisi 19), Newcastle (13), Southampton (9).
Untuk menang, lini belakang MU perlu fokus seperti sejumlah pertandingan musim lalu saat membuat Liverpool gagal menang.
Sektor gelandang tim tamu juga patut konsentrasi dalam memanfaatkan setiap peluang guna menjadi gol. Kehilangan pemain andalan di jantung pertahanan membuat Liverpool berpotensi membuat kesalahan, peluang itu yang wajib dimanfaatkan MU.
Usai menang 7-0 atas Aston Villa, lini depan Liverpool kehilangan naluri gol. Hanya satu gol yang tercipta dari tiga laga terakhir.
Pekerjaan rumah di lini serang patut diimbangi dengan kesolidan di sektor pertahanan demi mengamankan tiga poin dan menghindari petaka di kandang sendiri.
Duel Liverpool vs Man Utd kali ini memang bukan penentu gelar juara Liga Inggris 2020/2021. Akan tetapi, jika Liverpool tidak berbenah, MU bisa menjadi tim yang beruntung dan membuat mereka malu di Anfield.