Kemenangan di All England membuat saya punya keyakinan bahwa saya punya kemampuan untuk bersaing dengan pasangan top lain dan hal itu jadi bekal yang baik untuk menuju Olimpiade.
Perjalanan di Olimpiade 2016 pasti tidak mudah karena terasa lebih berat dan menegangkan dibandingkan pertandingan lain. Karena tiap atlet menanti Olimpiade empat tahun sekali dan sangat sulit untuk bisa ikut mewakili Indonesia.
Saya merasa bahwa penampilan saya dan Jordan di Olimpiade sudah baik, tetapi memang keberuntungan belum digariskan untuk saya. Di sisi lain Owi/Butet tampil brilian sejak partai pertama hingga final hampir sempurna tanpa cela, seakan memang sudah digariskan inilah saatnya mereka menjadi juara Olimpiade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam duel lawan Owi/Butet di perempat final, kami coba lebih fokus dibandingkan pertemuan sebelumnya. Kami berusaha tampil sebaik mungkin dan mengeluarkan semua kemampuan yang kami miliki saat itu.
Perasaan saat pertandingan selesai saat itu saya sedih luar biasa, jujur saya menangis saat itu. Karena saya tahu bahwa itu adalah Olimpiade terakhir saya dan di sana ada kekecewaan. Tetapi di saat bersamaan saya puas dan tidak merasa gagal karena saya sudah mencoba yang terbaik versi saya.
Saya juga punya perasaan bersyukur karena saya diberi kesempatan untuk bisa bermain di Olimpiade yang menjadi mimpi saya sejak pertama kali memutuskan terjun di badminton. Bermain di Olimpiade tentu merupakan mimpi semua atlet badminton.
Berada di generasi yang sama dengan Liliyana Natsir tentu punya kesan tersendiri.
Sejak masuk nomor ganda campuran, saya masih anak bawah, masih sering kalah, dan saya merasa skill saya masih sangat jauh dengan semua senior saya. Tetapi saya selalu memasang target saya harus bisa pelan-pelan mengejar Ci Butet, paling tidak saya harus ada tepat di bawah Ci Butet. Itu motivasi yang membuat saya latihan 2-3 kali lebih banyak dibandingkan yang lain setiap harinya selama bertahun-tahun.
Saya sangat menghormati Ci Butet sebagai sosok senior dan juga sebagai teman. Menurut saya, Ci Butet memiliki karakter yang sangat baik dan patut ditiru oleh siapapun. Kalau kalah dari Ci Butet, saya tdak kesal tetapi hal itu malah menjadikan saya lebih termotivasi lagi untuk bisa mengalahkan Ci Butet.
Saya juga berterimakasih karena Ci Butet, saya juga selalu termotivasi untuk terus bekerja keras dan menjadi pribadi yang tak gampang menyerah, punya jiwa tak mau kalah, walau hanya di latihan sehari-hari.
Setelah Olimpiade, saya tidak lagi mengejar target untuk Olmpiade selanjutnya karena saya juga memiliki prioritas lain sebagai wanita versi saya, yaitu berkeluarga. Apalagi saat itu saya sudah memiliki pasangan selama 10 tahun dengan beda usia cukup jauh.
Saya ingat betul pernah ngobrol sama Kak Richard dan dia pernah berpesan bahwa dia ingin melihat saya berhasil bukan hanya di badminton tetapi juga setelah keluar PBSI. Saat berkeluarga, memiliki suami dan anak, hidup harmonis sampai tua itu adalah sebuah keberhasilan hidup yang sesungguhnya. Saya ingin berhasil di kedua hal tersebut.
![]() |
Saya lalu memutuskan hanya bermain sampai Asian Games dan jalan terbaik adalah berpisah dengan Praveen supaya dia bisa mengumpulkan poin dan mengejar ranking secepatnya untuk Olimpiade 2020.
Secara garis besar, saya puas dengan apa yang saya lakukan selama jadi atlet. Karena saya tidak hanya mengukur keberhasilan seseorang dari hasil saja tetapi dari perjalanan dan perjuangannya.
Seringkali saya mengalami kegagalan, down, dan kecewa. Tetapi saya puas karena tidak menyerah dengan apapun keadaan, baik sedang down, krisis percaya diri, cedera. Saya tidak menyerah dan terus berjuang sebaik-baiknya sampai titik terakhir saya memutuskan berhenti.
Lihat juga:Liga 1 2020 Resmi Dibatalkan |
Saya bangga dengan apa yang saya lakukan, karena saya tahu dibandingkan dengan yang lain, bakat saya biasa saja tidak sebaik yang lain. Postur tubuh saya juga kecil. Tetapi saya punya motivasi dan semangat, sifat tak mau kalah dan kerja keras yang lebih dibandingkan yang lain. Hal itu menjadikan saya pribadi yang kuat dan bisa membawa saya pada titik-titik yang bisa saya capai selama bermain.
Sehingga ketika saya pensiun saat ini, saya tak punya penyesalan karena saya tahu bahwa saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa.
(ptr/har)