TESTIMONI

Keterbatasan Fisik David Jacobs dan Impian ke Paralimpiade

David Jacobs | CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2021 19:01 WIB
Keterbatasan fisik, diremehkan lawan, hingga ditolak klub tidak jadi penghalang David Jacobs dalam mengejar mimpi ke Paralimpiade.
David Jacobs menembus batas kemampuannya demi meraih mimpi-mimpi. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kemenangan di kejuaraan tenis meja tingkat senior di Kediri pada 2000 membuat saya terharu. Betapa tidak. Saya menjadi juara pada kejuaraan di mana pemain-pemain terbaik Indonesia turun: Anton Suseno, Ismu Harinto, Deddy Dacosta, ada Arkam juga.

Di kejuaraan nasional itu saya tidak diunggulkan. Di babak grup saya bertemu Jopie Warsono, pemain bagus juga. Lalu di final saya mengalahkan Ismu Harinto 3-1.

Kemenangan itu membuat saya senang, terharu bisa juara se-Indonesia. Saya memiliki keterbatasan fisik dari lahir, tapi bisa juara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenangan itu juga tidak lepas dari peran pelatih bernama Mas Rozi. Dia yang mendorong saya berlatih lebih keras lagi.

"Kalau yang lain latihan 2-3 jam, kamu harus lebih dari itu, apalagi kamu punya keterbatasan fisik," kata Mas Rozi.

Mas Rozi benar. Untuk menjaga keseimbangan saja saya masih kurang, karena tangan kanan saya cacat dari lahir. Jadi benar-benar harus latihan keras. Selain teknik, latihan fisiknya juga harus luar biasa.

Kaki-kaki saya harus dikuatkan, harus dikasih porsi latihan yang lebih lagi. Agar saya bisa bersaing di tingkat senior, saya benar-benar ditempa latihan fisik dan teknik.

Meski baru juara nasional, apalagi setelah bersaing dengan atlet umum, saya tidak merasa dendam kepada orang-orang yang pernah meremehkan saya. Tapi lebih ke motivasi untuk menunjukkan, kalau saya bisa, saya mampu.

[Gambas:Video CNN]


Setelah juara di Kediri, muncul pengumuman saya masuk tim yang berangkat ke Kejuaraan Dunia. Kejuaraan di Kediri itu jadi titik tolak bagi karier saya.

Sebelum turnamen itu digelar, sudah ada pengumuman nama-nama pemain yang akan diberangkatkan ke Kejuaraan Dunia. Mulai dari Anton Susesno, Ismu Harinto, dan Deddy Dacosta. Satu nama lagi saya kurang tahu.

Kejuaraan Dunia itu jadi event pertama saya setelah masuk pelatnas. Setelah masuk saya ikut pemusatan latihan dan berangkat ke Kejuaraan Dunia.

Saya di Timnas senior itu dari 2000 hingga 2009. Sejak itu saya mengikuti seleksi dan masuk ke Timnas, untuk SEA Games atau event lain.

Selama di Timnas dan di kategori umum, saya banyak tampil di nomor ganda putra. Saat saya bermain tunggal, prestasi saya tidak sebagus ketika ganda.

Petenis meja Indonesia Jacobs Dian David memukul bola ke arah lawannya dari Korea Selatan Jung Sukyoun dalam babak penyisihan group A para tenis meja TT10 tunggal putra Asian Para Games 2018 di Jakarta, Minggu (7/10). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc/18.Meski memiliki keterbatasan fisik, David Jacobs meraih sejumlah prestasi di kategori umum. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Saya pernah meraih medali perak dan perunggu SEA Games. Pernah juga juara di SEATTA (Asia Tenggara) 2002 bersama Yon Mardiono. Di PON 2004 saya juga juara ganda putra bersama Zainudin. Pernah bermain single di PON 2008, tetapi tidak juara, cuma dapat perunggu. Sedangkan untuk ganda beberapa kali saya juara PON.

Sampai akhirnya setelah lama ikut di Timnas Indonesia, akhirnya saya berpikir mundur. Banyak faktornya, mulai dari prestasi yang kurang lebih hanya sampai Asia Tenggara. Sudah mencoba berbagai macam cara latihan tapi levelnya segitu saja.

Saya mundur dari Timnas Indonesia pada 2009, tapi belum terpikirkan masuk kategori para (disabilitas). Saya juga ingat. Sewaktu latihan di China pada 2007, pelatih dari China kasih tahu saya, kalau saya harus ikut latihan di olahraga disabilitas.

Saat itu pelatih Timnas Indonesia Bobby Regar juga dikasih tahu oleh pelatih asal China ini. Dia yakin prestasi saya bisa masuk level dunia jika tampil di tenis meja disabilitas.

Indonesian table tennis players Yon Madiyono (R) and Jacobs David (L) celebrate a score during the men's doubles semi-final of the 24th Southeast Asian Games (SEA games), in Korat, 08 December 2007, against Gao Ning and Yang Zi of Singapore. Ning and Zi won 3-2. AFP PHOTO/Bay ISMOYO (Photo by BAY ISMOYO / AFP)David Jacobs banyak berprestasi di ganda putra, salah satunya dengan Yon Mardiono. (AFP/BAY ISMOYO)

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan soal saya ke disabilitas. Pembicaraan tentang saya ke disabilitas itu baru ada lagi pada 2010, ketika saya bertemu dengan Pak Bobby di Jakarta. Sejak itu saya mulai tertarik.

Yang membuat saya tertarik adalah saya jadi atlet karena ingin bisa sampai ke Olimpiade, tetapi itu tidak kesampaian ketika saya di kategori umum.

Sewaktu bersaing di kategori umum, saya tidak pernah bisa lolos Olimpiade. Nah ini ada kesempatan di para, apa salahnya saya coba sampai lolos ke Olimpiade (Paralimpiade). Itu saja tekad saya awal masuk para.

Akhirnya saya bertemu Pak Welly, beliau Ketua Paralimpiade DKI Jakarta. Kata beliau, kalau melihat kondisi fisik, saya ini masuk kelas 10.

GIF Banner Promo Testimoni

Tetapi waktu itu belum dites. Baru dilihat secara fisik saya dibilangnya dimasukkan ke kelas 10, kelas paling rendah.

Pak Welly akhirnya ajak saya ke Solo bertemu Pak Senny Marbun (Ketua NPC). Ternyata Pak Senny masih mengetes saya juga. Mungkin saat itu beliau enggak tahu kalau saya pernah jadi pemain Timnas Indonesia.

Waktu di Solo saya dites melawan pemain-pemain di sana. Saya sempat berpikir, kan saya pernah jadi pemain Timnas Indonesia, kok masih dites juga.

Pak Senny lalu bilang, permainan saya bagus, bisa menang lawan pemain-pemain Solo. Saya akhirnya dimasukkan ke tim para tanpa seleksi.

Turnamen pertama saya di para itu Asian Para Games 2010 di Guangzhou, China. Waktu ikut Asian Para Pames Desember 2010, dalam pikiran saya ada perasaan sombong, pasti akan kemungkinan juara.

Ternyata pas saya bertanding di sana, atlet-atlet para ini ternyata banyak juga yang bagus-bagus, terutama atlet-atlet China, kalau atlet negara lain tidak sebagus China. Padahal sewaktu saya latihan di China tidak pernah dengar kabar mereka, mungkin karena tempat latihannya berbeda.

Di Asian Para Games 2010 saya dapat perunggu, kalah dari pemain China di semifinal, waktu itu bermain di nomor tunggal. Medali itu jadi yang pertama bagi Indonesia di cabang tenis meja dan di level Asian Para Games.

Cetak Sejarah di Paralimpiade 2012

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER