Chelsea di bawah kendali Thomas Tuchel menjelma sebagai tim yang penuh gairah. Mereka berhasil membuat Atletico Madrid tak bernapas.
Dengan taktik jitu dari Tuchel, The Blues sukses memetik kemenangan 1-0 atas Atletico pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Arena Nationala, Bucharest, Rabu (24/2) waktu setempat.
Chelsea yang sedang on fire bersama Tuchel tampil garang melawan Atletico yang dikenal sebagai tim dengan pertahanan kokoh dan memiliki serangan balik mematikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Chelsea secara mengejutkan bisa mendominasi pertandingan dan efektif menerapkan taktik sejak menit awal.
Menggunakan formasi awal 3-4-1-2, Chelsea mampu mengurung pertahanan lawan dan tidak memberikan celah Atletico untuk melancarkan serangan balik.
Hampir semua pemain, termasuk Olivier Giroud dan Timo Werner ikut aktif merebut bola ketika Atletico memegang bola. Mereka benar-benar tak membiarkan Atletico leluasa membangun serangan dari bawah.
Sebaliknya, determinasi Chelsea sering kali membuat barisan pertahan tuan rumah kewalahan. Hudson-Odoi dan Marcos Alonso beberapa kali berhasil lolos untuk melepaskan umpan ke kotak penalti.
![]() |
Atletico sebenarnya menerapkan formasi 3-4-2-1 di laga ini. Namun pada praktiknya di lapangan, mereka menerapkan formasi ultra bertahan dengan skema 6-3-1.
Saat bertahan, Atletico memasang enam bek. Hanya dua atau tiga gelandang di depannya dan meninggalkan Luis Suarez sendirian di depan.
Strategi ini memang biasa diterapkan Diego Simeone untuk menyulitkan tim manapun. Taktik ini bahkan disebut-sebut sebagai anti-tiki taka milik Barcelona atau obat mujarab untuk menghancurkan tim yang mengagungkan penguasaan bola.
Namun, strategi Simeone kali ini tampak usang di mata Chelsea. Para penggawa Chelsea bermain seperti kesetanan dan tak membiarkan Atletico berkembang.
Kerja keras Chelsea pun membuahkan hasil. Mereka sukses mencuri gol di babak kedua lewat aksi spektakuler Olivier Giroud.
Memanfaatkan bola liar yang memantul di udara, striker asal Prancis itu melakukan salto dan membuat bola meluncur ke pojok kanan gawang Jan Oblak.
Keunggulan 1-0 membuat Atletico mencoba bermain lebih menyerang. Namun, pertahanan kokoh Chelsea sulit ditembus Suarez dkk.
![]() |
Upaya serangan balik yang coba dilancarkan Atletico sering kali patah di tengah jalan berkat pertahanan agresif Chelsea.
Tak jarang terjadi benturan fisik yang berujung pelanggaran. Padahal, cara bermain ini sebenarnya sering digunakan pelatih Diego Simeone. Namun, justru Tuchel mampu menerapkannya di laga ini.
Lihat juga:Khabib Jadi Bahan Lelucon YouTuber Jake Paul |
"Kami tahu mereka siap menderita dengan delapan orang di dalam kotak penalti. Tujuannya agar intensitas tetap tinggi."
"Kami tidak pernah membiarkan mereka bernapas sedikit pun atau melakukan counter attack. Kami mendapat hadiah besar karena hasil ini. Tantangan berat untuk membongkar pertahanan tim seperti Atletico," ujar Tuchel di laman resmi UEFA.