Michael Chandler patut bersyukur dengan peluang yang ada di depan mata sebagai juara UFC di UFC 262 tanpa menempuh jalan berliku.
Chandler bergabung ke UFC pada tahun lalu dan kemudian ia melakukan debutnya di UFC pada awal tahun 2021. Setelah menang lawan Dan Hooker, Chandler ditunjuk UFC untuk duel perebutan gelar kelas ringan yang lowong ditinggal Khabib Nurmagomedov.
Meski sempat ada protes dari beberapa petarung, termasuk Dustin Poirier yang jadi petarung nomor satu di kelas ringan saat ini, Chandler tetap mulus jadi penantang perebutan gelar kelas ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menilik perjalanan karier Chandler, status sebagai juara Bellator merupakan 'nilai tukar' yang membuatnya punya tempat istimewa di hadapan bos UFC Dana White.
Ketika baru bergabung dengan UFC, Chandler langsung ditunjuk sebagai petarung pengganti duel Khabib vs Justin Gaethje. Chandler juga langsung menghadapi Dan Hooker dalam debutnya dan tak perlu bertarung melawan petarung di luar 10 besar.
![]() |
Usai menang lawan Dan Hooker, kini Chandler hanya tinggal berjarak satu langkah dengan sabuk juara.
Chandler sendiri harus bisa tampil bagus dan memutus keraguan publik tentang kiprahnya yang dianggap belum layak mendapat duel perebutan gelar.
Dibanding bintang lain di kelas ringan seperti Conor McGregor, Tony Ferguson, Poirier, hingga Justin Gaethje, karisma Chandler belum membuat kagum banyak pihak.
Charles Oliveira yang hadir sebagai lawan Chandler di UFC 262 pun butuh waktu lama sampai akhirnya diakui punya kualitas sebagai penantang dalam duel perebutan gelar.
Terlepas dari kontroversi perjalanan Chandler di UFC, semua kritikan itu bakal padam bila Chandler meraih sabuk juara. Karena dengan menjadi juara UFC, petarung top lain di kelas ringan bakal hadir dan menguji ketangguhannya.
(ptr/sry)