Persatuan Dokter Jepang Desak Pemerintah Batalkan Olimpiade

CNN Indonesia
Jumat, 14 Mei 2021 18:25 WIB
Ilustrasi Olimpiade Tokyo. (AP/Eugene Hoshiko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Persatuan dokter di Jepang telah mendesak pemerintah untuk membatalkan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 karena pandemi virus corona yang sedang berlangsung.

Anggota perkumpulan dokter tersebut mendatangi Kementerian Kesehatan Jepang pada Kamis (13/5) lalu untuk menyampaikan permintaan tertulis kepada PM Jepang Yoshihide Suga.

"Itu sulit bagi para atlet, tetapi seseorang harus mengatakan bahwa Olimpiade harus dibatalkan. Kami mengajukan permintaan [kepada pemerintah] karena kami pikir petugas medis harus angkat bicara, "kata Naoto Ueyama, ketua serikat dokter nasional dalam konferensi pers, Kamis dikutip dari CNN.

Dalam permintaan tertulisnya, Ueyama mengingatkan bahwa Olimpiade bisa menjadi ajang penyebarluasan karena puluhan ribu atlet, pelatih, ofisial, dan jurnalis datang ke Jepang dari seluruh dunia. Ueyama mengatakan meski tidak ada penonton, acara tersebut bisa berujung pada beredarnya varian baru yang kebal vaksin.

"Tidak mungkin mengadakan Olimpiade yang aman dan terjamin di tengah pandemi virus corona," tulis Ueyama. "Saya sangat menentang diadakannya ajang ini."

Selain itu, Ueyama menambahkan, tingkat vaksinasi Jepang termasuk yang paling rendah di antara negara-negara OECD. Dia juga menambahkan bahwa kemarahan dan kebingungan merajalela di kalangan pekerja perawatan kesehatan Jepang, yang dipaksa bekerja ekstra untuk memerangi pandemi.

Kekhawatiran itu diperkuat oleh pertempuran Jepang dengan gelombang keempat. Kasus virus corona di negara itu mencapai 660.884 pada Kamis, menurut Universitas Johns Hopkins. Beberapa prefektur - termasuk Tokyo - berada dalam keadaan darurat hingga akhir Mei.

Petisi

Pemerintah Jepang diperkirakan akan memperluas keadaan darurat virus pada hari Jumat (14/5), hanya 10 minggu sebelum Olimpiade Tokyo, karena banyak orang mengajukan petisi dengan lebih dari 350 ribu tanda tangan yang mendesak Olimpiade dibatalkan.

Dengan Tokyo dan daerah lain sudah di bawah perintah darurat hingga akhir Mei, tiga daerah lagi - termasuk Hokkaido utara, yang akan menjadi tuan rumah maraton Olimpiade - akan segera masuk kawasan darurat.

Kenji Utsunomiya, mantan calon gubernur Tokyo, mendesak penyelenggara Olimpiade untuk "memprioritaskan kehidupan" saat ia menyerahkan petisi 351.000 tanda tangan kepada pemerintah kota.

"Saya pikir Olimpiade kali ini adalah tentang apakah kita memprioritaskan kehidupan atau upacara dan acara yang disebut Olimpiade," kata Utsunomiya, mendesak Gubernur Tokyo Yuriko Koike untuk membatalkan acara tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa bintang olahraga Jepang, termasuk petenis Naomi Osaka dan pegolf Master Hideki Matsuyama, telah menyatakan keberatan untuk mengadakan Olimpiade selama pandemi.

Petisi juga dikirim ke Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpik Internasional (IPC) serta penyelenggara lokal dan pemerintah pusat.

"Menyelenggarakan Olimpiade dalam keadaan seperti ini berarti sumber daya medis yang berharga harus disisihkan untuk Olimpiade," kata Utsunomiya.

Dalam wawancara dengan AFP, ketua IPC Andrew Parsons mengakui "kemarahan" Jepang atas Olimpiade. Namun, Parsons mengatakan aturan ketat, termasuk tes harian dan gerakan terbatas untuk atlet, berarti peluang mereka dapat menginfeksi siapa pun "sangat kecil".

Dalam beberapa hari terakhir, penyelenggara telah mengadakan serangkaian acara uji coba yang sukses, termasuk dengan atlet internasional yang menurut mereka menunjukkan protokol mereka akan berhasil.

Presiden Federasi Atletik Dunia, Sebastian Coe yang menghadiri acara uji coba di Jepang pekan lalu, mengatakan sejauh ini tidak ada acara olahraga besar yang menjadi "penyebar super".

"Dunia memang perlu terus bergerak," tulis Coe di Daily Mail.

"Pada saat sepak bola, rugby, tenis, dan atletik semuanya kembali digelar, dan kerumunan perlahan kembali, akan tampak aneh untuk membatalkan Olimpiade di mana protokol akan lebih ketat daripada di sisi kehidupan lainnya dan banyak atlet dan tim pendukung mereka akan tiba setelah divaksinasi, "tambahnya.

(chs/jal)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK