BURSA KAPOLRI

Sindiran 'Jas Merah' untuk Megawati

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Jan 2015 16:21 WIB
Peran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai sangat besar dalam kebijakan pilihan Presiden Joko Widodo menunjuk calon Kapolri.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri (kanan) bersama Presiden sekaligus kader Joko Widodo (kiri) ketika peringatan HUT PDI-P ke-42 di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu, 10 Januari 2014. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Jakarta, CNN Indonesia -- Peran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai sangat besar dalam kebijakan pilihan Presiden Joko Widodo menunjuk calon Kapolri. Tak ayal, Komjen Pol. Budi Gunawan yang menjadi kandidat tunggal Jokowi dianggap sebagai orang pesanan Mega.

Terlepas dari rekam jejak Budi Gunawan yang pernah menjadi ajudan Megawati, pergantian Kapolri saat ini dinilai tergesa-gesa lantaran masa jabatan Jenderal Pol. Sutarman, yang baru saja diberhentikan, masih menyisakan waktu sembilan bulan hingga Oktober 2015.

Pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto, menganggap peran partai politik yang berada di balik Jokowi menyulitkan presiden dalam mengambil keputusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika dulu istilah 'Jas Merah' itu berarti 'jangan sampai melupakan sejarah' kini di media sosial ramai menggunjingkan istilah plesetannya, 'jangan sampai Mega marah'," kata Nico saat menggelar diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/1).

Nico menegaskan, Jokowi berbeda dengan pemimpin negeri sebelumnya. Meski Jokowi mendapat dukungan dari partai politik, tidak berarti dia bisa mengendalikan partai-partai pendukungnya. Justru sebaliknya, Jokowi dikendalikan oleh partai politik.

"Jelas di sini terlihat bahwa partai politik pendukung presiden memiliki daya tawar yang sangat tinggi. Ada kepentingan subjektif yang bermain dalam keputusan ini," ujar Nico. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER