Fahri Ingin Jokowi Pilih Menteri yang Pandai Berpolitik

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 12:43 WIB
Dalam penilaian Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, sejumlah menteri lamban dalam menyesuaikan diri dengan kerja parlemen.
Wakil Ketua Pansus Tatib (tata tertib) DPR Fahri Hamzah saat berbicara dalam rapat pansus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengimbau agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat memilih menteri yang benar-benar dapat berpolitik dengan baik. Hal tersebut disampaikannya menanggapi wacana perombakan kabinet yang makin santer.

"Berpolitik itu artinya dia bisa menyadari power-nya yang besar, untuk kemudian melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat, dan politisi," ujar Fahri melalui keterangan tertulis, Rabu (6/5).

Imbauan tersebut disampaikannya setelah melihat kerja sama yang terjalin antara legislatif dan eksekutif selama tujuh bulan terakhir. Menurutnya, sejumlah menteri lamban dalam menyesuaikan diri dengan kerja parlemen. (Baca: Bantah Isu Reshuffle, Tedjo Klaim Kinerja Menteri Baik)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang saya lihat sebagai mitra kerja pemerintah, memang banyak menteri kita betul-betul baru di pemerintahan, dan rada-rada kurang cepat penyesuaiannya," tuturnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera ini menekankan, tidak boleh ada yang mengganggu kelancaran kerja presiden, terutama koordinasinya dengan DPR.

Oleh karena itu, Fahri pun mengingatkan Presiden Jokowi untuk benar-benar mematangkan pertimbangannya untuk melakukan perombakan jajaran menterinya. Lebih lanjut, ia juga menyarankan agar kapasitas menteri tidak direduksi menjadi profesional murni.

"Jangan lupa, menteri adalah presiden di bidangnya masing-masing. Jadi pilih yang bisa bekerja, berkomunikasi, dan yang bisa menunjukkan hasil kerjanya untuk kesejahteraan rakyat," tegasnya.

Diketahui, 34 menteri dalam susunan Kabinet Kerja bentukan Jokowi-JK ini telah berjalan selama hampir tujuh bulan terhitung sejak pelantikan Oktober lalu.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan bahwa pihak Istana akan melakukan reshuffle untuk memperbaiki kinerja Kabinet Kerja. JK menjelaskan perombakan kabinet dirasa perlu mengingat dibutuhkannya kinerja yang mumpuni untuk mengintensifkan program kerja Jokowi-JK.

"Ya, tentu dalam waktu ke depan ini lah," kata JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta.

Sementara itu, Presiden Jokowi enggan untuk menanggapi isyarat yang diberikan JK terkait reshuffle tersebut. "Ya tanyakan ke Pak JK," ujar Jokowi. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER