Demokrat Ragu Jokowi Loloskan Dana Aspirasi Rp 11 Triliun

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2015 14:50 WIB
Dana sebesar itu, kata Wakil Ketua Umum Demokrat Syarif Hasan, sulit masuk ke dalam APBN di tengah memburuknya kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah (tengah) didampingi Wakil Ketua DPR Agus Hermanto (kiri) dan Taufik Kurniawan (kanan) membacakan hasil keputusan peraturan soal dana aspirasi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (23/6). (Antara/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat pesimistis anggaran Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau dana aspirasi DPR sebesar Rp 11,2 triliun dapat diterima dan direalisasikan oleh pemerintah Jokowi.

Wakil Ketua Umum Demokrat Syarif Hasan menganggap dana sebesar itu akan sulit dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama karena saat ini kondisi perekonomian Indonesia memburuk.

“Kami pesimistis ini disetujui pemerintah," ucap Syarif di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (24/6). (Baca juga: Plinplan Demokrat soal Dana Aspirasi DPR Rp 11 Triliun)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk merealisasikan dana aspirasi, Rp 20 miliar rencananya akan diberikan untuk setiap anggota DPR tiap tahunnya. Dengan total anggota DPR berjumlah 560 orang, dana sebesar Rp 11,2 triliun tengah diperjuangkan lembaga itu untuk masuk ke dalam APBN 2016 sebagai ‘bekal’ bagi anggota DPR dalam membangun daerah pemilihan mereka masing-masing. (Baca Restu Jokowi: Penentu Lolos Tidaknya Dana Aspirasi Rp 11 Triliun)

Untuk diketahui, pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2016 dari 5,8-6,2 persen menjadi 5,5-6 persen, sementara Bank Indonesia mengoreksi proyeksi angka pertumbuhan ekonomi dari 5,4-5,8 persen hingga 5-5,4 persen.

Tak hanya itu, nilai tukar rupiah terus melemah sepanjang tahun ini dan tercatat menyentuh level 13.385 per Dolar Amerika Serikat di pasar uang pada 8 Juni 2015.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sempat menganggap pelemahan rupiah ialah akibat kondisi penguatan Dolar AS atau sering disebut dengan istilah ‘super dollar’. Pasalnya, banyak mata uang negara lain juga mengalami hal serupa.

Terkait nilai tukar, Bambang menyebut akan mengikuti asumsi BI yang memperkirakan nilai tukar rupiah tahun depan akan berada di kisaran 13.000-13.400 per Dolar AS. Itu sekaligus meralat asumsi kurs untuk tahun depan yang sebelumnya di kisaran Rp 12.800-13.200 per dolar AS.

Bambang juga menyatakan tak mudah memasukkan dana aspirasi Rp 11,2 triliun ke dalam APBN 2016. Apalagi pembahasan anggaran kini sudah melewati masa pembahasan di rancangan kerja pemerintah (RKP) sehingga tidak dimungkinkan masuk pos anggaran baru dalam APBN 2016. (Baca Menkeu: Dana Aspirasi Rp 11 Triliun Tak Sesuai Ketentuan) (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER