Pengadilan Negeri Jakarta Utara memenangkan gugatan kubu Partai Golkar yang digawangi Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham untuk memimpin partai beringin tersebut dan mengambil alih dari kepemimpinan Agung Laksono.
Meski belum usai, karena rencana Agung melakukan banding ke Pengadilan Tinggi, membuat biaya politik partai beringin semakin berat. Pelaksanaan dua munas dan berbagai kisruh dinilai cukup menguras modal Partai Golkar dari segi kocek, waktu juga energi, dan mau tidak mau berpengaruh pada persiapan Pilkada serentak 2015, Desember menadatang.
“Uang dan tenaga habis sama yang seperti ini, sidang ini itu membuat biaya politik membengkak,” kata Ketua DPP Partai Golkar Bambang Riyadi Soegomo, kepada CNN Indonesia, Sabtu (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengakui, jika Pilkada bukanlah perkara murah dalam kenyatannya. Menurutnya, tidak hanya kader yang maju menjadi kepala daerah perlu mengeluarkan modal dalam ragam bentuk, karena setidaknya DPP atau partai di pusat harus membantu dari segi sokongan tanaga terutama dana.
“Bantuan keuangan mau tidak mau sedikitnya pusat harus memberi bantuan, tapi sekarang habis sama urusan (kisruh) ini,” jelasnya.
Namun, setidaknya, kata Bambang, dengan putusan PN Jakut ini membuat kader daerah tidak lagi bingung, termasuk DPP Partai Golkar Ical yang langsung melakukan konsolidasi. Meski pasti disadari tidak maksimal dan target pilkada yang harus diturunkan.
Ia mengakui kumungkinan ambruknya kekuasaan Golkar di daerah karena perseteruan Ical-Agung, sehingga ia menilai pencapain untuk mempertahankan petaha adalah target maksimal yang dianggap paling realistis.
“target realistis lah dengan kondisi seperti ini, untuk mempertahankan yang ada pun susah. Untuk bertahan di petahana sulit.”
Sebagai contoh di, wilayah pemenangan Bambang, yaitu Jawa Tengah, yang memiliki total 35 kepala daerah dan saat ini 14 di antaranya dipimpin kepala daerah dari partai beringin itu. Menurutnya, untuk mempertahankan posisi 14 kepala daerah itu sudah sangat sulit.
“Bertahan 10 saja sudah bagus. Sulit untuk posisi mempertahankan jumlah yang sekarang. Oleh karena itu bang Ical saat ini terus melakukan konsolidasi ke daerah dan mengutamakan kader di bawah.”
Sementara itu, sadar akan kisruh yang berkepanjangan semenjak pertengahan 2014, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Theo L Sambuaga tidak muluk-muluk memasang target di Pilkada serentak 2015, Desember mendatang. Menurutnya, dengan kisruh yang telah dilewati, mempertahankan petahana adalah target realistis.
“Minimum pencapaian pilkada sama dengan tahun lalu, atau 50 persen,” kata Theo kepada CNN Indonesia, Sabtu (25/7).
Theo yang masuk dalam tim 10 sebagai buah dari resolusi dua kubu berseteru Ical-Agung, tetap akan memberikan ruang kepada kubu Agung untuk bersama-sama menjaring kepala daerah untuk pilkada. Bahkan, tim yang terdiri dari lima orang kubu Agung dan lima orang kubu Ical tersebut, akan merampungkan hasil konsolidasi Pilkada hari ini.
“Kalo proses Pilkada di tim pusat, hari ini ada keputusan dan tinggal melakukan pendaftaran. Karena besok (Minggu), akan dimulai pendaftaran (ke KPU),” ujarnya.