Jakarta, CNN Indonesia -- Rhoma Irama akan menggelar deklarasi nasional partainya, Partai Idaman, Rabu esok, di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Partai bentukan Rhoma ini, dinilai pakar politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, berpotensi menjadi partai yang diperhitungkan, tak hanya jadi partai "penggembira."
Kehadiran Partai Idaman, kata Hendri, dapat menggerus dukungan bagi partai-partai berbasis massa Islam yang lain, asalkan Rhoma sebagai pendiri tak hanya mengandalkan nama besarnya untuk meraih dukungan masyarakat.
"Kalau bicara dukungan, Rhoma punya loyalis yang kuat," kata Hendri kepada CNN Indonesia, Selasa (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ujar Hendri, suara penggemar Rhoma tak bisa diandalkan untuk sebuah kendaraan politik berwujud partai.
Oleh sebab itu Rhoma harus bisa merekrut kader di daerah yang bisa mendekatkan partai barunya ini ke masyarakat. Program-program partai yang ditawarkan juga harus riil sehingga masyarakat tak ragu untuk memberikan dukungan.
Selain itu, kata Hendri, figur Rhoma sebagai Raja Dangdut yang dekat dengan tokoh-tokoh Islam jadi salah satu penentu. Apalagi Rhoma selama ini kerap dikaitkan dengan beberapa partai Islam lain seperti Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Persatuan Pembangunan.
Rhoma pernah bergabung di PPP dan PKB sebelum mendirikan Partai Idaman. Rhoma bahkan menjadi salah satu faktor pengatrol suara PKB dalam pemilu legislatif tahun lalu, ketika PKB menyatakan akan mengusung Rhoma sebagai calon presiden.
Ini pula yang membuat Hendri yakin keberadaan Partai Idaman yang didirikan Rhoma bisa menggerus dukungan PKB.
Dukungan juga bisa diambil Rhoma dari PPP. Bukan tidak mungkin kebesaran nama PPP yang saat ini tengah dirundung masalah dualisme kepengurusan bisa dilampaui oleh Partai Idaman.
Apalagi, kata Hendri, jika Rhoma bisa merekrut tokoh-tokoh besar yang punya nama untuk meraih dukungan. Sosok tokoh menurutnya masih jadi hal yang penting untuk meraih dukungan politik.
Ia mencontohkan saat Susilo Bambang Yudhoyono mendirikan Partai Demokrat tahun 2001. Sosok SBY yang sangat kuat kala itu menjadi faktor penentu Demokrat jadi partai politik yang disegani di Indonesia sampai saat ini.
Cara yang sama tak meski dilakukan oleh Rhoma. Bisa saja, kata Hendri, Rhoma dengan Partai Idaman-nya menyatakan dukungan untuk pemerintahan Joko Widodo. Jika dukungan ini kemudian disambut baik Jokowi, ini jadi nilai lebih Partai Idaman.
(sur)