Jakarta, CNN Indonesia -- Australia diprediksi menjadi lokasi yang akan mengalami peningkatan suhu lebih dari 5 derajat Celcius di akhir abad ini, mengalahkan laju pemanasan yang dialami oleh seluruh wilayah di dunia.
Dikutip dari
The Guardian, sebuah analisis iklim komprehensif menyatakan bahwa 'nasib' Australia dari ancaman perubahan iklim besar-besaran tersebut bisa saja diubah apabila ada tindakan drastis untuk memangkas emisi gas rumah kaca.
Lembaga sains Australia, CSIRO dan Badan Meteorologi telah merilis proyeksi berdasarkan 40 model iklim global yang menghasilkan gambaran kuat bagaimana iklim Australia akan berubah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka melacak skenario jika emisi gas malah semakin bertambah. Mereka pun memprediksi kenaikan suhu di Australia akan mencapai antara 2,8 dan 5,1 derajat Celcius pada 2090 mendatang.
Suhu permukaan udara Australia hingga kini sudah meningkat 0,9 derajat Celcius sejak 1910 silam, seiring dengan jumlah catatan pemanasan ekstrem yang melampaui jumlah catatan iklim dingin ekstrem.
"Australia akan mengalami pemanasan lebih cepat daripada wilayah manapun di dunia. Pemanasan yang mencapai 4 sampai 5 derajat Celcius bisa membawa pengaruh signifikan: peningkatan suhu, salju berkurang, curah hujan semakin intens, semakin banyak api, dan kenaikan permukaan laut yang cepat," ujar kepala penelitian di CSIRO, Kevin Hennessy.
Studi dari badan antariksa National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan badan atmosfer National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), menunjukkan perubahan iklim yang terjadi saat ini memerlukan tindakan segera untuk menekan emisi gas rumah kaca. Mereka menobatkan 2014 sebagai tahun terpanas.
Walau tahun terpanas bagi Australia adalah 2013, namun 2014 menempati peringkat ketiga sebagai masa terpanas yang pernah dialami negeri kangguru ini.
Kehidupan terumbu karang terancam
Proyeksi suhu yang akan terjadi di akhir abad mendatang bergantung pada keadaan seberapa besar pemangkasan emisi gas rumah kaca -- malah jika memungkinkan, tidak perlu ada lagi emisi gas tersebut.
Kemudian secara global ditetapkan mengenai batasan kenaikan suhu tahunan rata-rata menjadi 1,3 hingga 2 derajat Celcius sampai 2030 mendatang.
Walau begitu, Hennessy mengatakan hal itu tetap saja bisa mengakibatkan masalah parah untuk Australia.
"Skenario emisi tersebut akan menimbulkan efek signifikan bagi negara kami," tuturnya. "Terumbu karang sensitif terhadap perubahan sekecil apapun, salah satunya suhu laut. Kenaikan suhu 1 derajat Celcius saja akan mengakibatkan implikasi yang parah bagi terumbu Great Barrier dan Ningaloo."
Menurutnya, situasi tersebut bisa membuat kehidupan terumbu Great Barrier suram, kecuali memang betul-betul sanggup menerapkan pengurangan emisi gas rumah kaca.
"Kenaikan 2 derajat Celcius di masa depan akan sangat menantang," kata Hennessy lagi.
Baginya, Australia harus mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan iklim tersebut dari mulai pihak rumah sakit, infrastruktur transportasi, hingga pembangunan.
(adt/eno)