-- Super ramping! Itulah kesan pertama saat menggenggam Oppo R5 yang dipadu material alumunium pada bagian bingkainya dan material matte di bagian punggung layar untuk menambah kesan elegan.
Tak disangkal bahwa ponsel pintar ini memenuhi syarat produk premium jika dipandang dari sisi estetika. Oppo R5 dirancang dengan ukuran layar 5,2 inci yang sebenarnya agak menyulitkan navigasi dengan satu tangan. Perlu dua tangan jika ingin menavigasinya dengan nyaman agar seluruh sudut layar bisa dijangkau.
Kualitas pembangunan ponsel terlihat kokoh, kendati tipisnya hanya 4,9 mm. Dimensi ponsel ini adalah panjang 148,9 mm dan lebar 74,5 mm serta bobot 155 gram.
Di bagian bawah layar terdapat tombol kapasitif berupa Menu, Home, dan Back. Lalu di bagian belakang terdapat kamera menjorok keluar yang didampingi oleh lampu kilat LED.
Tombol-tombol yang tersedia di Oppo R5 adalah pengatur volume dan tombol daya di sisi kanan. Lalu ada port MicroUSB di sisi bawah dan port kartu SIM di sisi kiri. Karena mengejar ukuran tipis, Oppo mengorbankan port jack audio 3,5 mm yang absen dari perangkat ini.
Hal ini memang sungguh disayangkan. Akan tetapi, Oppo menyediakan earphone khusus untuk ponsel ini yang terhubung lewat port MicroUSB. Cara lain untuk menikmati musik adalah dengan menghubungkan ponsel ke perangkat audio lewat koneksi Bluetooth atau dengan loud speaker.
Urusan desain Oppo R5 boleh menggoda, tetapi yang tak kalah penting adalah urusan performa karena tren perangkat mobile memaksa sebuah ponsel pintar menjadi alat untuk mendukung produktivitas kerja dan bermain.
Selanjutnya, mari bicara soal tampilan antarmuka, performa dan fitur-fitur yang disediakan ponsel ini.
Oppo R5 memiliki layar seluas 5,2 inci dengan resolusi 1.920 x 1.080 pixel dengan ketajaman 423 pixel per inci (ppi). Layar ini telah dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 3 yang membuatnya tahan gores dan tidak mudah pecah jika terjatuh.
Dari pengalaman CNN Indonesia, layar ponsel memberikan tampilan yang jelas dan tajam berkat panel AMOLED yang menghasilkan warna cerah, kontras tinggi, dengan akurasi yang cukup baik Seperti ponsel dengan panel pada umumnya, layar Oppo R5 menghasilkan gambar yang terkesan dingin dengan unsur kebiruan/kehijauan yang dominan. Sehingga, ada beberapa warna yang direproduksi tidak akurat dari warna aslinya.
Ponsel ini hadir dengan sistem operasi Android 4.4.4. Oppo telah melakukan modifikasi sistem operasi Android di produk ini dan hasil modifikasinya diberinama ColorOS.
Modifikasi tersebut meliputi perubahan ikon-ikon aplikasi dan fitur yang dibuat lebih warna-warna dibandingkan ikon di sistem operasi Android versi asli. Ada pula penambahan gestur untuk beberapa fungsi serta penambahan tema.
Secara umum, mengeksplorasi sistem operasi Android di Oppo R5 tidak mengalami kegagapan, tetapi agak terasa penundaan (delay) kecil jika berpindah dari halaman satu ke halaman lain atau saat membuka aplikasi. Ada dua kemungkinan yang bakal dialami pengguna, antara mereka harus beradaptasi atas hal ini atau merasa sangat terganggu dengan delay.
Di balik kekurangan ini, ada beberapa gestur menarik yang patut dicoba di Oppo R5. Mengetuk layar dua kali jika posisi ponsel sedang siaga akan membuat layar aktif.
Tak berhenti sampai di situ. Ada beberapa gestur menarik bisa dijadikan jalan pintas untuk masuk ke sebuah aplikasi meski layar ponsel berada dalam posisi siaga.
Menggambar lingkaran di layar dengan jari berarti membuka aplikasi kamera, menggambar huruf V untuk mengaktifkan senter, menyapu layar ke bawah dengan dua jari akan membuka aplikasi pemutar musik. Setelah layar aktif, pengguna bisa menyapu layar dengan dua jari ke atas atau bawah untuk mengatur volume.
Oppo R5 memberi pengalaman baru dalam melakukan tangkapan layar (screenshot) yang bisa dilakukan dengan menyapu layar dengan tiga jari ke bawah.
Memang, butuh jeda sepersekian detik untuk menanti aplikasi terbuka setelah gestur digambar di layar. Tetapi sejauh ini gestur-gestur tersebut memberikan menyenangkan dan memberi pengalaman berbeda. Bukan hanya menawarkan desain yang tipis, Oppo R5 juga termasuk salah satu ponsel pertama yang menggunakan prosesor octa-core (delapan inti) 64-bit yaitu Qualcomm MSM8939 Snapdragon 615. Prosesor ini terdiri atas quad-core (empat inti) 1.5 GHz Cortex-A53 dan quad-core (empat inti) 1.0 GHz Cortex-A53.
Dengan prosesor macam ini, sekadar berselancar internet atau memainkan game kelas berat atau tiga dimensi adalah pekerjaan mudah bagi Oppo R5. Prosesor ini dipadukan dengan RAM 2 GB dan prosesor grafis Adreno 405.
Kolaborasi peranti keras tersebut membuat performa Oppo R5 mendapat nilai 28806 di AnTuTu Benchmark v5.6, lalu nilai 17198 di Quadrant Standard, dan 8201 di 3DMark.
Akan tetapi, ada catatan penting untuk ponsel ini. Pada panel belakang, tepatnya di bagian bawah kamera, terasa sekali mudah panas walau hanya melakukan browsing, membuka aplikasi kamera, atau saat mengisi daya baterai. Ketika CNN Indonesia memaksimalkan kinerja ponsel dengan aplikasi benchmark seperi AnTuTu, 3DMark, Quadrant Standard, maka panas yang dihasilkan lebih tinggi.
Oppo mengatakan bahwa ponsel ini telah menggunakan material yang cepat mengusir panas agar kembali ke suhu normal. Tetapi nyatanya, panas berlebih ini nampaknya harus jadi pekerjaan rumah besar bagi Oppo maupun Qualcomm untuk segera mengatasinya.
Memori internal yang diberikan pada Oppo R5 adalah 16 GB. Bagi konsumen yang suka menyimpan banyak data di ponsel, mungkin akan merasa kekurangan ruang penyimpanan data karena ponsel ini tidak menyediakan port memori eksternal. Modul kamera utama Oppo R5 adalah Sony IMX214 dengan sensor 13 MP, dengan bukaan f2.0. Sedangkan kamera depan bersensor 5MP.
Aplikasi kamera di sini menawarkan fitur yang kaya modus seperti Auto, Manual (yang disebut Expert Mode), HDR, Ultra HD, Colorful Night, Slow shutter, hingga Panorama. Jika masuk ke modus Beautify maka akan dihadapkan pada beberapa pilihan filter seperti di Instagram.
Bagi yang gemar memakai modus manual, dapat mengatur fokus, eksposur, kecepatan rana, ISO, hingga mengatur white balance. Berikut adalah beberapa foto hasil tangkapan kamera Oppo R5:
Kegiatan multimedia seperti bermain game atau menonton video sangat nyaman dilakukan di Oppo R5 karena didukung oleh ukuran layar besar. Audio loud speaker dikeluarkan dari speaker yang berada di atas layar. Speaker ini juga dipakai untuk mengeluarkan suara saat pengguna melakukan panggilan telepon.
Dalam posisi loud speaker dan diatur ke level tertinggi, kualitas suara yang keluar bisa disebut bukan yang terbaik. Speaker ini sangat sensitif terhadap frekuensi tinggi yang terkadang menghasilkan suara sekelas kualitas radio. Memiliki ponsel tipis mungkin harus siap dengan risiko daya tahan baterai yang tidak bisa bertahan lama. Baterai dengan kapasitas 2.000 mAh yang terbilang kecil, menjadi salah satu kelemahan Oppo R5.
Dalam pemakaian ponsel yang kasual, Oppo R5 mungkin bisa bertahan seharian. Tetapi bagi yang sangat sering berselancar internet atau memainkan game kelas berat, siap-siap saja melakukan isi daya baterai dua kali dalam sehari. Masih bisa dimaklumi mengingat hal ini tidak hanya terjadi pada Oppo R5, tetapi pada ponsel pintar pada umumnya.
Perlu diketahui pula, bahwa baterai pada ponsel ini tidak bisa dibuka-pasang dan panel belakang juga tidak bisa dibuka. Perlu alat khusus untuk membukanya dan sebaiknya hanya dilakukan oleh teknisi resmi.
Oppo membawa teknologi VOOC pada baterai Oppo R5, di mana fitur ini diklaim dapat melindungi baterai dari kerusakan serta mempercepat waktu pengisian daya. Pengisian daya baterai dari 0 persen sampai 75 persen hanya memakan waktu 30 menit, sementara untuk mencapai 100 persen memerlukan waktu sekitar 75 menit. Bicara performa secara keseluruhan, Oppo R5 bisa disebut baik berkat prosesor octa-core. Hal yang patut dinikmati dari Oppo R5 ada pada fitur gestur. Sejauh ini CNN Indonesia sangat menyukai ketika membuat gestur tertentu sebagai jalan pintas untuk membuka aplikasi meskipun ponsel dalam posisi siaga.
Kualitas kamera juga bisa disebut baik di kelasnya ditambah dengan fitur kaya pada aplikasinya.
Oppo R5 merupakan ponsel Android dengan desain yang sangat elegan bagi yang mengutamakan sisi estetika. Material yang digunakan terkesan mahal dan kualitas pembangunan yang kokoh.
Sayang, sisi estetika ini mengorbankan beberapa hal terkait performa karena ditemukan sejumlah isu seperti delay saat membuka sebuah halaman atau aplikasi, panas berlebih, dan baterai yang cepat habis. Perlu dicatat pula bahwa ia bukan ponsel andalan, karena sampai sekarang Oppo masih menggunakan seri seri Find untuk bertarung dengan ponsel premium dari kompetitor.
Kualitas audio loud speaker yang sensitif terhadap frekuensi tinggi, serta tidak adanya port kartu memori eksternal, patut Anda perhatikan jika Anda adalah seorang yang gemar melakukan aktivitas multimedia.