BPPT Tawarkan Modifikasi Cuaca untuk Meminimalkan Banjir

Aditya Panji | CNN Indonesia
Jumat, 13 Feb 2015 03:57 WIB
BPPT meminta pemerintah DKI Jakarta menerapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai upaya redistribusi curah hujan agar meminimalkan bencana banjir di Jakarta.
Sejumlah warga Jakarta memilih menggunakan jasa delman untuk melintasi jalan yang banjir dengan tarif sekitar Rp 50.000 sekali mengantar. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar Meteorologi Tropis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto, menegaskan bahwa pemerintah DKI Jakarta perlu menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk meminimalkan bencana banjir yang diprediksi akan melanda Jakarta.

Seto menjelaskan bahwa teknologi modifikasi cuaca merupakan redistribusi curah hujan di Jakarta. Menurutnya, daya dukung permukaan di Jakarta dan sekitarnya jauh lebih kecil daripada potensi hujan yang mungkin terjadi.

Dalam kondisi permukaan yang sudah jenuh seperti ini, maka hujan yang tidak terlalu banyak saja juga berpotensi menimbulkan genangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pemodelan cuaca yang dilakukan oleh tim BPPT, diprediksi hujan masih akan terjadi beberapa hari kedepan di wilayah DKI Jakarta. Ia juga mengungkapkan bahwa hingga 13 Februari, hujan masih akan terjadi di sekitar DKI Jakarta.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebaiknya menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk redistribusi curah hujan guna mengurangi debit air yang memasuki wilayah Jakarta," ujar Seto, Jumat (13/2).

Sejak awal Januari 2015, Seto mengklaim BPPT sudah diminta oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca.

"Oleh karenanya kami telah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sepanjang yang bisa kami siapkan. Namun karena belum ada perintah resmi, maka urung terlaksana,” jelasnya.

Sejak Senin (9/2), Seto mengatakan bahwa penyebab hujan tanpa henti di Jakarta adalah peristiwa meteorologis yang disebut dengan Cold Surge (Seruak Dingin).

"Yaitu berupa masuknya massa udara dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat,” ungkap Seto yang juga menjabat sebagai Kabid Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, UPT Hujan Buatan BPPT.

Dia menambahkan bahwa seruak dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian barat bertemu dengan angin yang bertiup dari timur lalu terjadi konvergensi sehingga terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER