Lombok, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, punya mimpi mengumpulkan dana US$ 1 miliar atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk memberi pendanaan kepada perusahaan rintisan bidang teknologi atau internet
(startup) dan telah mengajak sejumlah konglomerat untuk merealisasikannya.
Menurutnya, banyak
startup di Indonesia yang berusaha untuk tumbuh tetapi terkendala masalah pendanaan. Sektor perbankan enggan memberi pendanaan ke startup karena mungkin ketiadaan jaminan, atau menilai bisnis macam ini terlalu berisiko. Karena itu, Rudiantara berharap para pengusaha besar menyisihkan investasinya untuk startup.
"Saya sudah bicara dengan konglomerat untuk berkomitmen agar US$ 1 miliar terkumpul untuk
startup lokal," kata Rudiantara saat ditemui di Lombok, Kamis (26/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:
Menkominfo Lawan Protes Amerika Serikat soal Kandungan Lokal Ponsel 4GUntuk mencapai tujuan itu, Rudiantara berkata akan melakukan
'roadshow' ke konglomerat-konglomerat di Indonesia. Dana-dana itu nanti bisa saja dikelola secara profesional oleh perusahaan pemodal ventura yang dimiliki kelompok perusahaan.
"Harapannya ingin goal pada akhir tahun. Biar para pengusaha percaya diri karena ada yang akan mendanai mereka," lanjutnya.
Sejumlah kelompok bisnis besar di Indonesia mulai mengalihkan perhatiannya pada bisnis berbasis teknologi. Sebut saja kelompok bisnis Bakrie yang telah berinvestasi di jejaring sosial Path, kemudian Grup Emtek yang berinvestasi di situs jual beli BukaLapak.com, serta kelompok bisnis Djarum yang sudah banyak punya portofolio investasi di startup.
Rudiantara percaya bisnis berbasis teknologi akan berkembang di masa depan. Ia pun sedang menyiapkan aturan agar sebuah ponsel berteknologi 4G yang diimpor ke Indonesia harus memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di angka tertentu.
Pemerintah mengaku belum memutuskan berapa persen tingkat kandungan lokal itu. Tetapi, Rudiantara menilai jika persentasenya lebih besar akan lebih baik untuk Indonesia guna meningkatkan industri perakitan ponsel tanah air.
"Saya tidak pernah bilang TKDN harus 40 persen, justru makin besar persentasenya, ya, semakin bagus," tegasnya.
(adt)