Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang mahasiswa teknik di University of Pittsburgh, Jennifer Patterson memelajari peranti lunak yang ditanamkan pada perangkat kacamata pintar realitas virtual atau virtual reality (VR). Tujuannya mulia, yaitu untuk membantu pemulihan para tentara.
Banyak tentara negara yang mengalami gangguan stres pasca trauma (Post-Traumatic Stress Disorder/PTSD). Patterson yang juga seorang peneliti di kampusnya beralih ke sektor teknologi untuk memberikan pengobatan bagi para tentara.
Ia menggunakan perangkat purwarupa dari headset milik Oculus, produsen headset VR yang diakuisisi oleh Facebook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laporan
Reuters, Patterson 'meracik' peranti lunak yang tertanam di dalam headset VR untuk mengatur penyesuaian virtual yang di antaranya bertema kota di Timur Tengah atau jalanan gurun pasir.
Cara tersebut dianggap sebagai bentuk pemulihan untuk para tentara yang mengalami PTSD.
Patterson pun berharap, para dokter dan terapis di Amerika Serikat pada akhirnya akan paham betapa bergunanya teknologi untuk membantu pasien.
Walau belum ada perkiraan pasti berapa besar potensi pasar perangkat VR dalam penerapan di bidang pelayanan kesehatan, sejumlah analis memprediksi kesuksesan perangkat pintar itu sebetulnya bisa tersebar di berbagai industri seperti edukasi, fesyen, media, dan telekomunikasi.
Mereka memprediksi, pasar perangkat VR bisa tembus US$ 5 miliar dalam kurun waktu tiga tahun.
(eno)