LAPORAN DARI SHENZEN

Smartfren dan Telkomsel Pelan-Pelan Tukar Posisi di 850 MHz

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2015 10:33 WIB
Smartfren dan Telkomsel diketahui ingin mengoptimalkan jaringan mereka di frekuensi 850 MHz.
Petinggi ZTE bertemu dengan Direktur Smartfren Roberto Saputra. (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Smartfren dan Telkomsel diketahui ingin mengoptimalkan jaringan mereka di frekuensi 850 MHz. Kedua operator ini pun sepakat untuk melakukan pertukaran posisi di kanal tersebut.

Munir Syahda Prabowo, Head of Network Special Project Smartfren, mengatakan pertukaran ini dilakukan agar Smartfren bisa menggabungkan pita lebar 10 MHz di frekuensi tersebut. Sementara Telkomsel ingin memaksimalkan frekuensi warisan Telkom Flexi agar bisa berdampingan dengan 900 MHz dan memanfaatkan lebih besar 4G LTE miliknya.

"Kita ikuti aturan pemerintah. Tukar posisi ini agar tak mengganggu pelanggan CDMA dan 4G LTE kita nantinya, perlu dilakukan secara bertahap. Mungkin sampai akhir tahun 2017 bisa selesai," katanya, saat berbincang dengan CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di 850 MHz Smartfren masih menyisakan 5 MHz dari 10 MHz yang dimilikinya untuk mengakomodir pelanggan CDMA untuk voice dan SMS. Namun apakah nantinya akan langsung dimanfaatkan untuk 4G LTE semua, Munir menambahkan: ”Masih perlu kita lihat. Karena tidak bisa memaksa pelanggan CDMA begitu saja sukarela berganti handset.”

Di masa depan, bukan tidak mungkin nantinya Smartfren akan hanya menyediakan layanan data saja, mengingat beberapa waktu lalu Kementerian Komunikasi dan Informatika mengeluarkan peraturan untuk mencabut lisensi Fixed Wireless Spectrum (FWA) di frekuensi tersebut.

Mengakali hal tersebut, Smartfren sudah berancang-ancang memberikan pilihan beragam pada smartphone Andromax. Di ponsel pintar tersebut, device mampu menangkap konektivitas jaringan di 850 MHz dan 2.3 GHz sekaligus.

"Saat perusahaan menggelar layanan ini kita menyadari ada banyak step yang dilalui. Andromax adalah salah satu step kita. Karena saat ini di pasaran banyak ponsel beredar mendukung band 5 atau 850 MHz, tetapi tidak mendukung di band 40 atau 2.300 MHz. Bagi kami itu tidak ideal," kata Direktur Smartfren Roberto Saputra, di Shenzhen, China.

Roberto juga menambahkan, konsumen Andromax juga datang dari kalangan atas. Ini terbukti dengan lebih larisnya perangkat genggam yang dijual oleh mereka di segmen harga paling mahal, yakni Andromax R dengan harga sekitar Rp 1,6 juta.

Dia menambahkan, pelanggan Andromax ternyata tak melulu datang dari pengguna feature phone yang ingin beralih ke smartphone. Karena pada kenyataannya, banyak konsumen datang dari pengguna ponsel pintar juga.

Dengan sumber daya 30 MHz di 2.300 MHz dan 10 MHz di 850 MHz, tentu saja banyak operator GSM berhati-hati dan sekaligus iri, karena Smartfren memiliki frekuensi dengan dua teknologi sekaligus, FDD dan TDD.

Standar TDD melakukan proses mengirim dan menerima data pada frekuensi sama, tetapi masing-masing hanya sepersekian detik, bergantian antara keduanya atau Time Division Duplex.

Sementara standar FDD punya karakteristik akses download dan upload yang stabil. FDD mengantarkan data mengirim dan menerima dalam saluran yang berbeda atau Frequency Division Duplex. (tyo/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER