Menggali Rahasia Hidup 'Abadi' dari Tubuh Nenek Tertua

CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2015 15:31 WIB
Sebelum ada ilmuwan yang menyuntik bakteri purba demi hidup abadi, sejumlah penelitian rahasia umur panjang sudah dilakukan. Ini salah satunya.
Ilustrasi sel darah. (Thinkstock/Sashkinw)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rahasia hidup abadi, atau katakanlah berumur panjang, sudah lama dicari-cari oleh para ilmuwan. Sebelum Anatoli Brouchkov, ilmuwan sekaligus kepala Geocryology Department di Moscow State University, menyuntik dirinya dengan bakteri purba, ada penelitian lain yang digelar oleh para ilmuwan.

Mereka meneliti rahasia umur panjang yang ada di dalam sel darah putih manusia. Salah satu penelitian dilakukan terhadap darah dan jaringan tubuh milik Hendrikje van Andel-Schipper, yang pernah mendapat predikat perempuan tertua di dunia. Dia wafat pada Agustus 2005 dalam usia 115 tahun 62 hari.

Para ilmuwan itu mendapati bahwa manusia meninggal dalam usia yang tua karena habisnya sel punca (stem cell) dalam darah. Sejumlah ilmuwan percaya, pengisian ulang sel punca secara manual akan membuat kematian bisa dielakkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sel punca adalah raw material dalam tubuh, atau sel yang belum terdiferensiasi dan berpotensi berkembang jadi banyak sel yang berbeda-beda dalam tubuh. Ia bisa menjadi sel punca yang baru atau sel khusus yang punya fungsi spesifik, sebagai contoh: sel otak, sel otot, atau sel darah. Sel punca adalah satu-satunya sel yang secara alami membentuk tipe sel baru.

Hendrikje van Andel-Schipper lahir pada 1890. Dia wafat dengan daya ingat yang masih jernih dan fisik yang bebas penyakit. Sesuai dengan permintaannya, tubuhnya didonasikan untuk ilmu pengetahuan untuk membantu para ilmuwan mempelajari darah dan sampel jaringan tubuhnya, tentang bagaimana usia lanjut mempengaruhi tubuh manusia.

Setelah mempelajari, para ilmuwan tahu bahwa panjangnya usia manusia dibatasi oleh kapasitas pengisian ulang sel punca. Sel punca akan mati ketika tak mampu lagi melakukan pengisian ulang sendiri. Penggantian jaringan tak akan terjadi lagi dan makin banyak sel yang mati karena usia lanjut, secara alami.

Sampai akhir hidupnya, diketahui bahwa dua pertiga sel darah putih van Andel-Schipper berasal dari hanya dua sel punca, yang mengindikasikan bahwa kebanyakan sel punca yang ada saat dia mulai hidup, telah mati. Juga ditemukan bahwa telomere pada sel darah putihnya juga menurun drastis. Telomere ini bertugas melindungi kromosom yang ‘hangus’ saban pembelahan sel terjadi. Jumlah sel punca yang aktif terus berkurang sepanjang hidup dan telomere-nya memendek sampai tiba kematian.

Mungkinkah dengan mengetahui penyebab kematian akan membuat kita bisa mengatasi kematian suatu hari nanti? Para ilmuwan berpikir begitu. Mereka yakin tubuh yang menua bisa dipulihkan kembali dengan menyuntikkan kembali sel punca yang diselamatkan pada saat kelahiran atau pada awal-awal kehidupan. Tapi transplatasi sel punca ini sendiri masih menjadi kontroversi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER