Jakarta, CNN Indonesia -- FXCM, perusahaan pialan valuta asing, melaporkan sistem mereka telah diserang peretas dan tercatat ada transaksi tidak sah di rekening nasabah, Kamis (1/10).
Perusahaan asal New York, Amerika Serikat, itu mengatakan menerima email dari seorang peretas yang mengklaim punya akses ilegal ke informasi nasabah.
Dengan segera, FXCM melaporkan hal ini ke FBI dan mengamankan dana perusahaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang juru bicara FBI mengatakan pihaknya telah “memahami insiden ini dan sedang melakukan penyelidikan.”
Menurut laporan Reuters, FXCM sendiri telah bekerjasama dengan perusahaan keamanan siber untuk menentukan skala kerugian dan mengindentifikasi nasabah yang terkena dampak.
Kasus yang menimpa FXCM menambah daftar kasus serangan siber, yang sebelumnya sempat melanda Apple, peritel Target, dan perusahaan finansial JP Morgan Chase.
Pemerintah Amerika Serikat telah meningkatkan keprihatinan terhadap kasus serangan siber yang belakangan ini makin sering melanda perusahaan dan lembaga pemerintah setempat.
Para pejabat negara menuding peretas dari China berada di balik serangan dan pemerintah China telah mendanai serangan siber itu.
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping, bertemu di Gedung Putih dan menandatangani pakta untuk melawan kejahatan siber.
(adt)