Industri E-commerce China Dihantui Produk Palsu

Aditya Panji | CNN Indonesia
Kamis, 05 Nov 2015 03:16 WIB
Sebanyak 40 persen lebih barang yang dibeli online di China merupakan produk palsu atau berkualitas buruk. Hanya 59 persen yang asli atau berkualitas baik.
Ilustrasi belanja online. (Thinkstock/Bet_Noire)
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri perdagangan elektronik atau e-commerce China masih dihantui oleh masalah besar, di mana lebih dari 4o persen barang yang dijual secara online merupakan produk palsu atau berkualitas buruk pada tahun 2014.

Kantor berita resmi Xinhua asal China melaporkan, hanya di bawah 59 persen barang yang dijual secara online tahun lalu adalah produk "asli atau berkualitas baik."

Negeri Tirai Bambu belakangan ini sedang berupaya melepas cap produsen barang bajakan dan palsu di tengah persaingan pasar internasional yang makin ketat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan e-commerce besar Alibaba Group dari China, telah melobi pemerintah Amerika Serikat yang memberi tekanan agar perusahaan itu tak lagi menyediakan produk palsu.

Dalam sebuah laporan di Xinhua, ada sebuah seruan "pemerintah mempercepat aturan e-commerce, dan meningkatkan pengawasan serta memperjelas hak dan tanggung jawab antara penjual serta konsumen."

Laporan juga menambahkan aturan itu diperlukan guna mendorong penjualan online yang pada 2014 tumbuh 40 persen dibandingkan 2013 menjadi 2,8 triliun yuan atau sekitar US$ 441 miliar.

Negara ini juga sedang berupaya meningkatkan perlindungan untuk konsumen yang berbelanja online, di mana salah satunya memfasilitasi cara konsumen yang hendak menyampaikan keluhan.

Menurut catatan, total keluhan soal pesanan online di China mencapai 77.800 pada tahun 2014 atau melonjak 356,6 persen dibandingkan 2013. (adt/eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER