Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah mempercepat penyelenggaraan 4G LTE memanfaatkan spektrum 900 MHz dan 1.800 MHz, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan akan fokus mengembangkan jaringan pitalebar tetap (fixed broadband) di 2016.
Jaringan fixed broadband ini berbasis kabel serat optik dan realisasinya lebih rumit ketimbang mobile broadband, karena harus melakukan penggalian tempat, lalu menghubungkannya ke rumah tangga, hingga soal regulasi.
"Tahun depan fokusnya fixed broadband yang bisa dibawa ke rumah untuk telepon, data, Internet, TV kabel. Tantangannya, fixed broadband akan lebih lama dan mahal," ujar Rudiantara, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut menteri yang akrab disapa Chief RA itu, mendorong fixed broadband sama saja sebagai bentuk memaksimalkan koneksi untuk masyarakat, tanpa melupakan pengembangan mobile broadband.
Perusahaan yang aktif menggelar fixed broadband selama ini antara lain Telkom, First Media, Biznet Networks. Rudiantara menuturkan, secara spesifik pemerintah akan berdiskusi lebih lanjut dengan perusahaan operator broadband, terutama Telkom, serta menjadi jembatan soal perizinan dan regulasi. Sebab menurutnya, jika ingin maju harus ada regulasi yang terintegrasi.
"Pihak Kominfo akan bantu dalam bentuk kemudahan perizinan. Saya masih menunggu gubernur untuk mengeluarkan Pergub yang mewajibkan semua gedung tinggi di kawasan bisnis menyediakan akses penarikan kabel, karena sekarang tak semua gedung perkantoran memperbolehkan operator menarik fiber optic," lanjut Rudiantara.
Fixed broadband masuk dalam program Rencana Pitalebar Indonesia yang targetnya rampung pada 2019 mendatang. "Saya sudah janji dengan Ahok (Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama) di 2019 antara Jakarta dan Singapura itu 11-12 (mirip-red) dalam konteks broadband," Rudiantara mengungkapkan harapannya.
Gedung-gedung yang tergolong bagunan tingkat tinggi di kawasan bisnis, dijelaskan Rudiantara, harus sudah terhubung fixed broadband sampai 2019, dengan kecepatan kapasitas setidaknya 10 GB hingga 100 GB.
Sementara untuk kawasan rural akan didahulukan yang punya pasar potensial --seperti pengembang perumahan-- yang membangun 1.000 hingga 5.000 rumah. Rudiantara mengaku akan membicarakan secara rinci dengan Persatuan Pengembang Real Estate.
"Tapi saya janji akan berikan kemudahan, karena captive market justru harus didorong. Kalau aturan Ahok sudah keluar, kuartal dua 2016 sudah bisa dimulai," tutupnya.
Sementara untuk bisnis operator seluler, Rudiantara menjanjikan akan membuka lelang frekuensi yang belum dimanfaatkan pada spektrum 2.100 MHz dan 2.300 MHz pada 2016.
(adt/eno)