Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah ada 130 negara yang kedatangan situs layanan streaming film Netflix, kecuali China. Padahal di negara ini adalah potensi pasar besar bagi Netflix dan perusahaan teknologi secara keseluruhan.
Menurut CEO Netflix Reed Hastings bukannya mereka tidak ingin masuk ke negara dengan jumlah penduduk internet tertinggi di dunia tersebut, namun masih menunggu izin dari pihak berwenang.
"Kami harus mendapatkan izin lisensi di China. Ini mungkin membutuhkan beberapa tahun, jadi kami harus lebih bersabar," katanya dalam sebuah konferensi di Munich, Jerman, seperti dikutip dari Cnet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netflix yang berasal dari Amerika Serikat sudah mengudara sejak 2007 di negara-negara Barat seperti Kanada, Amerika Latin, Eropa, hingga Australia dan Selandia Baru. Pada ajang CES 2016 yang berlangsung Las Vegas, Hastings mengumumkan ketersediaan layanannya untuk Asia, termasuk Indonesia.
Kendati harus menunggu dalam jangka waktu yang tidak sebentar, namun demikian, seperti diungkapkan Hastings bahwa pihaknya akan bersabar dan optimis untuk bisa mendapatkan izin.
"Kami melihat ke depan untuk waktu yang lama, satu dekade atau dua dekade dari sekarang ketika kelas menengah China bertambah dan merangkul jenis konten yang kita miliki," tambahnya.
Negeri Tirai Bambu sendiri bukannya tanpa layanan sejenis, karena raksasa internet Alibaba juga mempunyai situs streaming bernama Tmall Box Office.
Bila Netflix berhasil menembus tembok besar China tentu saja sudah banyak pengguna yang mengantre, karena setidaknya menurut data ada 20 juta rakyat China sudah mengakses Netflix dari Virtual Private Network.
Sementara berapa lama hingga akhirnya Netflix bisa masuk China, memang tidak ada yang mengetahuinya. Sebab, Apple saja membutuhkan total hingga enam tahun untuk membawa iPhone ke negara tersebut.
(tyo)